Undip Bantah Isu Pemalakan di PPDS

5 September 2024 19:03

Universitas Diponegoro (Undip) telah melarang dokter Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) mengeluarkan iuran lebih dari Rp300 ribu. Entah untuk apa iuran itu. 

Kementerian Kesehatan (Kemnkes) mengungkapkan almarhum dr. Aulia Risma dan teman-teman seangkatannya merogoh kocek hingga Rp40 juta per bulan untuk keperluan senior.

Bukan pemalakan, tapi iuran. Itulah yang disampaikan pihak Universitas Diponegoro saat membantah dugaan pemalakan senior Dokter PPDS Undip.

Kemenkes menyebut duit yang dikumpulkan almarhumah dr. Aulia dan teman-teman seangkatan yang mencapai Rp40 juta per bulan ini disebut untuk keperluan senior di luar urusan akademik. Kalau ini bukan pemalakan, mungkinkah ada yang sukarela membayar iuran sebesar itu?
 

Baca juga: Dugaan Pemalakan Dokter Aula, FK Undip Bakal Beri Sanksi Berat

Pada Maret 2024, Dekan Fakultas Kedokteran Undip diketahui mengeluarkan surat yang membatasi apa yang disebutnya iuran, yakni maksimal Rp300 ribu. Di luar itu, pihak Undip menyebutnya sebagai improvisasi.

"Sekitar Mei 2022 kami telah memberhentikan seorang peserta PPDS, kemudian Desember 2023 kami memberhentikan dua orang PPDS, semuanya terkait bullying, pelecehan seksual, dan pelanggaran etik," kata Juru Bicara Undip, Sugeng Ibrahim.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menilai salah satu faktor perundungan adalah akibat dokter PPDS tidak digaji. Kemenkes mengakui PPDS tidak digaji dan ke depannya akan mengubah program PPDS yang memungkinkan untuk memberikan insentif.

"Ke depan kita juga sudah berbicara dengan Kemendikbud bahwa nanti antara rumah sakit dengan fakultas kedokteran harus ada PKS. Jadi kita jelas bahwa mahasiswa itu juga termasuk yang bekerja di rumah sakit memungkinkan untuk memberikan insentif. Tapi ini masih dalam pembahasan," ujar Kabiro Komunikasi Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi.

Indonesia adalah negara satu-satunya di dunia yang tidak menggaji PPDS. Padahal, dokter mahasiswa PPDS di Indonesia berkewajiban membayar uang kuliah

Selain itu, tugasnya relatif berat yakni merawat dan mengevaluasi pasien selama 24 jam sehari dan 7 hari sepekan. Semakin berat lagi jika ada pemalakan. Sedangkan di sejumlah negara para dokter mahasiswa PPDS digaji dengan besaran setara jutaan hingga puluhan juta rupiah.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Silvana Febriari)