Pilu, Banjir Bandang Sukabumi Seret Rumah Pasutri Hingga 150 Meter

9 December 2024 17:20

Kesedihan yang mendalam pasca banjir bandang yang menerjang ratusan rumah di Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi hingga saat ini masih dirasakan warga yang menjadi korban luapan banjir Sungai Cikaso yang terjadi pada Rabu, 4 Desember 2024 lalu. Di antara ratusan warga yang terdampak itu ada pasangan suami istri yang kini tidak bisa menahan tangis saat melihat kondisi rumahnya yang hancur akibat terseret banjir hingga 150 meter (m).

Pasangan suami istri Parman dan Aminah warga Kampung Warung Nangka, Desa Curug Luhur, Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi merupakan satu dari ratusan keluarga yang menjadi korban banjir bandang luapan Sungai Cikaso pada Rabu lalu.
 

Baca: Jalan yang Sempat Tertimbun Longsor di Sukabumi Sudah Bisa Dilewati

Pasangan suami istri ini hanya bisa menangis melihat kondisi rumah dan tempat usaha bengkel menumpuk di aliran Sungai Cilimus yang beberapa meter bermuara ke Sungai Cikaso.
 
Rumah yang mereka tempati ini terseret hingga 150 m dari titik berdirinya bangunan. Seluruh harta benda dan peralatan bengkel terbawa hanyut derasnya banjir dan hanya menyisakan puing serta atap rumah yang masih terlihat.
 
Keduanya tidak bisa mengetahui apa saja yang ada di dalamnya. Dahsyatnya banjir saat itu pun tak disangka bisa memporak-porandakan bangunan rumah yang selama puluhan tahun ditempati pasangan suami istri yang kini berusia 55 tahun.
 
Baca: Pemerintah Cadangan Pangan untuk Antisipasi Bencana Alam

“Awalnya bapak enggak tahu itu masalah masalah awal-awalnya, Bapak kan udah pergi ke rumah mertua. Saat ketahuan rumahnya sudah sampai sana, sudah tenggelam masuk sungai,” kata Parman
 
Pasutri ini kini mengungsi di rumah anaknya yang tinggal bekerja di Jakarta. Tak ada satupun pakaian yang bisa diselamatkan. Karena saat kejadian banjir bandang, pasutri ini tengah menjaga sang ibu yang terbaring sakit di Kampung Cilimus, Desa Mekarsari, Kecamatan Sagaranten.
 
“Mudah-mudahan ada tunjangan dari pemerintah, mau makan gimana tidak bisa usaha, semuanya hancur,” kata Aminah.
 
Parman dan Aminah berharap ada bantuan dari pemerintah untuk membongkar sisa-sisa puing di rumahnya. Keduanya berharap bisa mengambil sisa-sisa peralatan yang masih bisa digunakan. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Diva Rabiah)