Ilustrasi beras. Foto: Medcom.id
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menuturkan stok CPP selama ini dipertebal untuk membantu masyarakat jika terjadi bencana.
"Antisipasinya pemerintah sudah punya CPP yang cukup. Untuk di Bulog Jakarta ada stok beras 280 ribu ton. Kita tidak berharap bencana terjadi. Mari kita berdoa semuanya baik-baik saja. Tapi kita telah bersiap dari segi pangan. Seperti kemarin untuk masyarakat terdampak erupsi Gunung Lewotobi, kita minta Bulog untuk menyalurkan," ungkap Arief dilansir Media indonesia, Sabtu, 7 desember 2024.
Lebih lanjut, Arief mengungkapkan bahwa saat ini pemerintah telah memiliki sistem khusus untuk kejadian bencana alam. Arief menjelaskan, alur yang diperlukan untuk memproses bantuan pangan beras terkait bencana alam dimulai dari pemda yang harus bersurat ke Bapanas dan selanjutnya Bapanas akan menugaskan Bulog untuk penyaluran bantuan pangan beras untuk bencana alam.
Ilustrasi beras Bulog. Foto: MI/Susanto
"Nomor satu, bantuan dalam bentuk beras sudah ada dulu. Berikutnya tentunya pasti ada dari Kementerian Sosial, BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), dan lainnya," sambung dia.
Sebagai informasi, dalam membantu penanggulangan bencana dan keadaan darurat terkait erupsi Gunung Lewotobi Laki Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) beberapa waktu lalu, pemerintah melalui Bapanas telah menugaskan Perum Bulog untuk menyalurkan CPP dalam bentuk beras sejumlah 63.979 kg.
Penyaluran bantuan pangan beras ini diperuntukkan bagi 5.816 jiwa dengan alokasi 250 gram selama 44 hari.
Di samping itu, Arief mengajak pemerintah daerah untuk mengelola Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD), sehingga ketahanan pangan secara nasional dapat semakin kuat.
"Perlu disampaikan kepada masyarakat luas dan seluruh pemerintah daerah, kita harus punya CPPD. Sebagai referensi di Jakarta punya Food Station, di situ ada cadangan beras. Lalu Pasar Jaya di beberapa pasarnya sudah memiliki cold storage untuk memperpanjang shelf life," ujar Arief.
"Jadi stok itu tidak bisa sekali datang, lalu habis. Kita harus punya buffer dan kita cadangkan. Nantinya secara keseluruhan indeks ketahanan pangan secara nasional itu akan naik. Begitu ketahanan pangan jadi lebih tinggi, harga bisa stabil seperti hari ini," ucap Arief.