Potret Sungai Citarum, 'The New Ocean Rubbish'

15 June 2024 12:58

Lautan sampah di Sungai Citarum membentang sepanjang 3 km dan diperkirakan mencapai 100 hingga 200 ton sampah. Sampah yang didominasi plastik tersebut merupakan sampah rumah tangga yang berasal dari kawasan Bandung Raya yakni dari Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.

Sungai sepanjang 299 km ini memiliki tiga masalah utama. Pada bagian hulu DAS terdapat lahan kritis yang kerap kali memberikan masukan erosi tanah yang kemudian ikut mengalir dan mengendap sehingga menciptakan tumpukan sedimentasi yang berpotensi memicu bencana banjir.

Lalu aliran air di sepanjang sungai mengalami penurunan kualitas, karena banyaknya erosi serta ditambah pencemaran kotoran ternak, sampah rumah tangga dan limbah pabrik. Berbagai senyawa beracun pun muncul di DAS Citarum yang bisa berdampak buruk pada 35 juta orang di 13 kabupaten/kota yang dilalui Sungai Citarum.
 

Baca juga: Fakta-Fakta Seputar Lautan Sampah di Sungai Citarum

Petugas bersama masyarakat bahu membahu mengangkut sampah yang berada di aluran sungai dengan perahu-perahu kecil dibantu alat berat eskavator. Warga sekitar yang mengeluhkan kondisi ini ikutgak untuk membantu mengangkut sampah, karena sungai di wilayahnya menjadi sumber kehidupan.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat menargetkan sampah di aliran Sungai Citarum, tepatnya di bawah jembatan Babakan Sapaan, Kecamatan Batujajar, Kabupatan Bandung Barat, ini selesai dalam 7 hari. Serta melakukan persiapan transisi pengelolaan lingkungan DAS Citarum dari Satgas Citarum Harum kepada masyarakat dan stakeholder terkait.

Diketahui kualitas air Citarum yang dikatakan sudah mengalami perbaikan. Indeks kualitas air dikatakan mengalami kenaikan di 50,78 poin, sebelumnya pada angka 30. Targetnya pada Desember 2025 bisa pada angka 60.

Kini yang menjadi pertanyaan, apakah logis jika saat ini sampah yang membentang sepanjang 3 km di Sungai Citarum hingga dijuluki The New Ocean Rubbish, tetap bisa menjaga kualitas air yang baik di sana? Jangan-jangan pengelolaan Sungai Citarum mundur lagi ke belakang.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggie Meidyana)