Foto: Istimewa
Kautsar Widya Prabowo • 8 July 2023 12:58
Jakarta: Pemerintah menargetkan pencapaian net-zero emissions pada 2050. Sejumlah upaya dilakukan, termasuk merangkul asosiasi yang berkomitmen mengurangi emisi karbon di Indonesia.
Staf Khusus Presiden Diaz Hendropriyono berkoordinasi dengan Indonesia Carbon Trade Association (IDCTA) untuk mengejar target pengurangan emisi itu. Dia mendorong ada insentif yang diberikan pada pelaku usaha ramah lingkungan melalui skema perdagangan karbon.
“Carbon trading bisa menjadi insentif bagi industri supaya ingin terlibat dan berkontribusi terhadap pengurangan atau penyelamatan emisi karena adanya keuntungan yang berpotensi didapatkan pelaku usaha,” ujar Diaz melalui keterangan tertulis, Sabtu, 8 Juli 2023.
Menurut dia, insentif diperlukan untuk mendukung pelaku usaha mengurangi emisi. Dengan insentif itu, diharapkan semakin banyak pihak mendorong pengurangan emisi yang selaras dengan target pemerintah.
Di sisi lain, Diaz menyebut skema perdagangan karbon tak hanya berlaku bagi pelaku usaha besar. Usaha berbasis ramah lingkungan itu juga dapat dilakukan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Menurut dia, pelaku usaha skala UMKM dengan inovasi ramah lingkungan memiliki potensi menyelamatkan timbulan emisi karbon. “Pelaku usaha dengan inovasi ramah lingkungan skala UMKM seharusnya dapat dibantu juga untuk memanfaatkan mekanisme perdagangan karbon ini, misalnya dibantu dalam pengukuran dan penghitungannya,” tegas Diaz.
Chairman IDCTA Riza Suarga menyambut baik ajakan Diaz. Asosiasi dengan anggota 40 pelaku usaha itu bakal berupaya mengejar target pengurangan emisi, apalagi permintaan atas karbon dari Indonesia sangat tinggi.
"Dan Indonesia harus bisa mengambil peluang tersebut dari pada diambil oleh negara-negara lain," ujar Riza.
Pihaknya optimistis target Pemerintah mencapai enhanced NDC dapat tercapai. Dia memprediksi hal tersebut terlaksana pada 2030.