Ilustrasi G7. Foto: Xinhua.
Husen Miftahudin • 19 May 2025 17:40
Jakarta: Para pemimpin bisnis dari kelompok ekonomi terkemuka Group of Seven (G7) menyatakan lanskap perdagangan dan bisnis internasional, yang telah terbentuk selama beberapa dekade, telah terganggu oleh gelombang tarif impor yang diperkenalkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Di saat beberapa negara sedang menegosiasikan perjanjian dengan Trump, para ekonom telah memperingatkan, meskipun dengan perjanjian perdagangan yang ditandatangani, tarif dasar akan tetap ada. Hal ini dapat menyebabkan harga yang lebih tinggi, pengurangan pekerjaan, penurunan keuntungan, dan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat.
"Lanskap yang berkembang ini menuntut model kerja sama ekonomi yang diperbarui di antara anggota G7 dan negara-negara yang berpikiran sama," kata CEO Kamar Dagang Kanada dan ketua kelompok pemimpin bisnis B7 dalam G7, Candace Laing, dikutip dari Investing.com, Senin, 19 Mei 2025.
Laing menambahkan negara-negara harus fokus pada pembangunan rantai pasokan yang tangguh dan meningkatkan keunggulan kompetitif G7 dalam teknologi kritis dan baru.
Baca juga: Berkah Sebelum Kena Tarif Trump, Ekonomi Thailand Sukses Tumbuh 0,7% |