Diplomasi Pancasila Panduan Dasar Politik Luar Negeri Indonesia Era Prabowo

Menlu Sugiono paparkan diplomasi Pancasila dalam PPTM 2025. (Metrotvnews.com/Marcheilla Ariesta)

Diplomasi Pancasila Panduan Dasar Politik Luar Negeri Indonesia Era Prabowo

Marcheilla Ariesta • 10 January 2025 19:34

Jakarta: Diplomasi Indonesia di era kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto akan berlandaskan pada Pancasila dan Asta Cita. Menteri Luar Negeri Sugiono menegaskannya dalam Pernyataan Pers Tahunan Menteri (PPTM) 2025.
 

“Diplomasi Indonesia akan berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila, dengan Asta Cita sebagai panduan strategis,” kata Menlu Sugiono. 
 

Perwujudannya akan melalui pendekatan visioner, tidak hanya merespons tantangan namun juga berperan menjadi kekuatan positif untuk terus aktif secara global.
 

Tantangan yang dihadapi dunia saat ini, seperti konflik dan perang di berbagai belahan dunia, krisis iklim, pangan, energi, dan air, serta rivalitas antar kekuatan besar, kata Sugiono, membutuhkan solidaritas dan kerja sama global. Namun, hal tersebut semakin terkikis.
 

“Dunia tidak membutuhkan lebih banyak perpecahan atau politik kekuatan. Yang dunia butuhkan adalah kepemimpinan kolaboratif yang membangun rasa saling percaya dan mempersatukan. Kepemimpinan yang berani menghadapi tantangan dengan cara-cara yang inovatif,” ucap Sugiono di Jakarta, Jumat, 10 Januari 2025.
 

“Kita harus berani menapaki jalan yang belum dilalui, bicara dengan cara yang belum pernah disampaikan, dan membangun jembatan kolaborasi yang sebelumnya belum ada,” imbuh Sugiono. 
 

Sugiono menjelaskan, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, Indonesia terus mengukuhkan perannya sebagai pemimpin di panggung global, mitra terpercaya, sekaligus sebagai tetangga yang baik. 
 

Indonesia terus menunjukkan peran sebagai penggagas perubahan, mulai dari Konferensi Asia-Afrika, ASEAN, dan lain sebagainya, sepanjang sejarah diplomasinya.
 

Lebih lanjut Menlu Sugiono menuturkan, Indonesia konsisten menjadi bagian dari solusi dan menjembatani perbedaan. Namun, ia mengingatkan bahwa jembatan yang dibangun harus dilalui bersama.
 

Menurutnya, langkah-langkah konkret telah dan akan terus diwujudkan melalui diplomasi aktif, salah satunya dengan resminya Indonesia bergabung sebagai anggota penuh BRICS. 
 

Sugiono juga menekankan, diplomasi Indonesia akan terus menjadi kekuatan pemersatu, menjembatani perbedaan, serta menciptakan solusi inovatif di tengah kompleksitas tantangan global.
 

“Dalam konteks ini, maka diplomasi kita tidak hanya responsif terhadap krisis, namun juga harus bersifat antisipatif, progresif, dan visioner. Diplomasi yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan, persatuan, keberpihakan pada kesejahteraan rakyat, dan keadilan bagi semua,” ucap Sugiono.
 

“Dengan kata lain, diplomasi yang berasal dari nilai-nilai luhur bangsa seperti yang tercantum dalam Pancasila, dan Asta Cita sebagai panduan strategisnya,” pungkas Menlu Sugiono.
 

Baca juga: Diplomasi Aktif Indonesia Tidak Akan Pernah Tinggalkan Perjuangan Palestina

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Marcheilla A)