Kemenkraf Akselerasi Pelaku Fesyen Jabodetabek Lewat Program Inkubasi

Program Inkubasi Fesyen wilayah Jabodetabek. Istimewa

Kemenkraf Akselerasi Pelaku Fesyen Jabodetabek Lewat Program Inkubasi

Al Abrar • 2 November 2025 14:35

Bogor: Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenkraf) menggelar Bootcamp 1 sebagai bagian dari program Inkubasi Fesyen wilayah Jabodetabek. Kegiatan ini menjadi langkah strategis untuk mengakselerasi pelaku usaha fesyen agar mampu meningkatkan kualitas produk, memperkuat daya saing, dan memperluas pasar hingga tingkat global.

“Subsektor fesyen memiliki kontribusi besar terhadap ekspor dan penyerapan tenaga kerja di sektor kreatif. Karena itu, program inkubasi ini menjadi langkah awal untuk meng-upscale jenama lokal agar lebih mandiri dan kompetitif di pasar internasional. Ini juga bagian dari upaya memperkuat peran ekonomi kreatif sebagai mesin baru pertumbuhan nasional yang dimulai dari daerah,” ujar Menteri Ekraf, Teuku Riefky.

Bootcamp ini berlangsung pada 31 Oktober–3 November 2025 di Hotel The 1O1 Suryakencana, Bogor. Sebelumnya, program Inkubasi Fesyen Jabodetabek telah melalui tahap open call (17 Oktober 2025), seleksi berbasis data jenama di Ekraf Hub (17–18 Oktober 2025), serta kurasi dan wawancara (17–18 Oktober 2025). Dari 61 pendaftar, terpilih 10 pegiat fesyen dari Jakarta, Jawa Barat, dan Banten yang mengikuti pelatihan intensif selama empat hari.

Deputi Bidang Kreativitas, Budaya, dan Desain Kemenkraf, Yuke Sri Rahayu, menjelaskan bahwa program ini tidak hanya berfokus pada peningkatan kapasitas pelaku usaha, tetapi juga pada penciptaan nilai tambah produk dan dampak ekonomi kreatif.



“Banyak peserta di sini sudah memiliki bisnis dan mempekerjakan rata-rata lima pegawai. Artinya, dengan 10 pemilik usaha yang ikut bootcamp ini, ada sekitar 50 tenaga kerja yang turut berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Yuke.

Ia menambahkan, kegiatan bootcamp menjadi bagian dari pendampingan berkelanjutan yang sudah disiapkan hingga 2029.
“Kami menyiapkan roadmap mulai dari kurasi, pelatihan, hingga program akselerasi ekspor seperti ASIK. Jadi semangat ini jangan berhenti di sini, teruskan dengan mengikuti program berikutnya,” imbuhnya.
 


Selama empat hari pelatihan, peserta dibimbing mentor-mentor berpengalaman di bidang fesyen:
– Hari pertama fokus pada pemahaman DNA dan storytelling produk melalui moodboard
– Hari kedua pada penciptaan desain dan pengembangan bahan untuk membentuk siluet produk
– Hari ketiga penyelesaian desain dan materi aspek keuangan
– Hari keempat ditutup dengan sesi success story, strategi branding, dan optimalisasi media digital

Amanda Prihutomo, dosen fesyen Binus University SOCCA yang menjadi salah satu mentor, mengapresiasi program ini karena memberi ruang bagi pelaku kreatif untuk berkembang.

“Senang bisa berbagi ilmu dengan pelaku UMKM fesyen, bukan hanya soal desain tetapi juga cara membangun bisnis berkelanjutan. Program seperti ini membuat mereka lebih siap mengekspor produk,” kata Amanda.



Antusiasme juga tampak dari para peserta. Dalam sesi pengembangan bahan, mereka sibuk menggambar pola, memotong kain, dan merajut bahan untuk menciptakan versi terbaru produk mereka.

Salah satu peserta, Eti Yuniarti—pemilik PT Schon Craft yang memproduksi tas dan sepatu rajut handmade—mengaku program ini membuka peluang baru bagi usahanya yang sudah menembus pasar Jepang, Belanda, dan Jerman.

“Lewat program ini, kami tidak hanya belajar teori, tapi juga praktik langsung. Harapannya pendampingan dari Kementerian terus berlanjut agar kami semakin siap memperluas pasar,” ujar Eti.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Al Abrar)