Dirjen Pendidikan Islam Amien Suyitno. Foto: Dok Kemenag. 
                                                
                    
                        Jakarta: Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) Amien Suyitno menegaskan Pergerakan Mahasiswa Moderasi Beragama dan Bela Negara (PMMBN) harus tampil sebagai garda terdepan dalam menebarkan nilai kemanusiaan, menjaga keseimbangan alam. Sekaligus, mewujudkan moderasi beragama yang hidup dalam tindakan.
Pernyataan itu disampaikan saat menutup Kongres Nasional PMMBN Perguruan Tinggi Umum (PTU) 2025 di Jakarta. Amien mengingatkan banyak konflik sosial lahir karena manusia kehilangan 'ruh' kasih sayang dalam interaksi sehari-hari.
"Kita sering kehilangan ruh dalam menjalani hidup, kehilangan jiwa kasih sayang dalam berinteraksi. Padahal Allah telah memuliakan seluruh anak Adam tanpa membedakan suku, bangsa, ataupun agama," ujar Amien dalam keterangannya, Jumat, 31 Oktober 2025.
Menurut dia, agama hadir bukan hanya untuk mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga untuk menjaga keseimbangan alam. Tantangan terbesar generasi muda hari ini, kata dia, bukan hanya pada isu politik dan sosial, tetapi pada tanggung jawab menyelamatkan bumi dari krisis ekologis.
"Perubahan iklim dan pemanasan global bukan sekadar isu lingkungan, tapi panggilan iman. Agama datang agar tidak ada perusakan alam. Karena itu, tugas kita hari ini adalah how to save the earth," tegas Amien.
Ia juga mengajak seluruh kader dan pengurus PMMBN di seluruh Indonesia untuk memulai aksi nyata penyelamatan lingkungan dari hal-hal sederhana. Seperti menanam pohon, mengurangi plastik, beralih dari air kemasan ke gelas, hingga mulai menerapkan sistem paperless di kegiatan organisasi.
Amien Suyitno memberikan tantangan langsung kepada Ketua Umum terpilih PMMBN, Derida, agar menginisiasi gerakan menanam pohon di kampus atau di rumah masing-masing.
"Kalau tidak bisa menanam, minimal rawatlah pohon yang ada. Tanamlah satu pohon dan beri nama—misalnya Pohon Derida—agar ada rasa memiliki dan tanggung jawab untuk menyiram dan menjaganya," ujar Amien.
Ia turut menekankan pentingnya akselerasi kepemimpinan pemuda di era digital. Amien bilang, pemuda hari ini adalah pemimpin hari ini. 
"Di usia 20-an, anak muda sudah bisa jadi anggota DPR, kepala daerah, bahkan menteri. Maka, jagalah dirimu, karena jejak digitalmu adalah wajah masa depanmu," pesan Amien.
 Kongres Pergerakan Mahasiswa Moderasi Beragama dan Bela Negara (PMMBN) 2025. Foto: Dok Kemenag.
Kongres Pergerakan Mahasiswa Moderasi Beragama dan Bela Negara (PMMBN) 2025. Foto: Dok Kemenag.
Membumikan gerakan moderasi beragama
Sementara itu, Direktur Pendidikan Agama Islam, M. Munir, menyampaikan Kongres PMMBN menjadi momentum strategis bagi mahasiswa untuk membumikan nilai-nilai moderasi beragama di ruang publik. Tidak hanya melalui wacana, tetapi juga tindakan konkret yang berdampak.
"PMMBN harus menjadi komunitas gerak yang membumikan nilai-nilai moderasi. Tidak cukup hanya memahami konsepnya, tetapi menghidupkannya dalam perilaku sosial, kepemimpinan kampus, dan kepedulian terhadap lingkungan," ujar Munir.
Munir menambahkan gerakan moderasi beragama sejatinya beririsan dengan semangat bela negara dan cinta lingkungan. Sebab, keduanya berakar pada tanggung jawab moral untuk menjaga kehidupan bersama.
"Cinta Tanah Air bukan hanya menjaga kedaulatan wilayah, tapi juga menjaga alamnya agar tetap lestari. Keduanya adalah bentuk ibadah sosial yang luhur," tegas Munir.