PBB melaporkan 87 persen lahan pertanian di Gaza rusak akibat perang, sementara hanya 37 persen yang kini dapat diakses kembali pasca-gencatan senjata. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 1 November 2025 19:43
Gaza: Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bahwa sekitar 87 persen lahan pertanian di Jalur Gaza telah mengalami kerusakan akibat konflik yang berlangsung selama lebih dari setahun terakhir. Tingkat kerusakan itu terus meningkat sepanjang tahun ini.
Dilansir dari Antara, Sabtu, 1 November 2025, temuan tersebut diungkap dalam analisis terbaru yang diterbitkan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) dan Pusat Satelit PBB (UNOSAT).
Laporan itu menunjukkan bahwa kerusakan tidak hanya terjadi pada lahan pertanian, tetapi juga meliputi rumah kaca, sumur irigasi, serta infrastruktur pertanian penting lainnya yang menjadi sumber produksi pangan dan mata pencaharian warga Palestina.
“Basis pertanian Gaza secara umum telah hancur,” demikian salah satu kesimpulan dalam laporan gabungan FAO dan UNOSAT tersebut.
Namun, laporan itu juga menyebutkan adanya tanda-tanda awal pemulihan setelah tercapainya gencatan senjata antara Israel dan kelompok perlawanan Hamas.
Sekitar 37 persen lahan yang sebelumnya rusak kini dapat diakses kembali oleh warga untuk diperbaiki dan ditanami. Di area tersebut, sekitar 600 hektare lahan masih utuh, memberi harapan bagi pemulihan produksi pangan dan penghidupan penduduk.
Analisis satelit juga mencatat peningkatan kerusakan sumur irigasi, dari 83 persen pada April menjadi hampir 87 persen pada akhir September. Kondisi ini semakin memperburuk kemampuan Gaza dalam mempertahankan produksi tanaman dan peternakan.
FAO menegaskan akan berpartisipasi dalam upaya rehabilitasi lintas sektor, namun menyoroti keterbatasan dana yang tersedia. Dari total permohonan bantuan senilai 75 juta dolar AS (sekitar Rp1,2 triliun) untuk sektor pertanian Gaza pada 2025, baru sekitar 10 persen yang berhasil dihimpun.
Baca juga: Daftar 7 Pelanggaran Israel Sejak Gencatan Senjata 10 Oktober 2025, Apa Saja?