Warga Pakistan berlindung dari serangan India. Foto: Anadolu
Jakarta: Situasi di Asia Selatan kembali membara. Dua kekuatan nuklir, India dan Pakistan, kini berada di ambang eskalasi militer besar-besaran. Pada Rabu pagi, militer India secara resmi mengumumkan dimulainya Operasi Sindoor, sebuah serangan militer terfokus ke sejumlah wilayah di Pakistan dan Kashmir yang dikelola Pakistan.
Serangan ini dipicu oleh insiden berdarah bulan lalu, ketika serangan terhadap wisatawan di Kashmir menewaskan 26 orang. Pemerintah India menuding Pakistan berada di balik tragedi itu, meskipun Islamabad membantah terlibat. Namun, tudingan tersebut kini berkembang menjadi aksi militer terbuka yang langsung dibalas oleh Pakistan.
Militer India mengklaim telah menyerang sembilan lokasi yang disebut sebagai “infrastruktur teroris”. Sementara itu, Pakistan menyebutkan bahwa balasan telah diluncurkan, termasuk menembak jatuh lima jet tempur India dan menahan sejumlah tentara India.
Ketegangan yang memburuk ini memicu kecemasan global. Sekretaris Jenderal PBB hingga Presiden AS Donald Trump mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri. Tapi di garis depan, dentuman senjata terus terdengar, dan warga sipil kembali menjadi korban utama.
Berikut ini adalah fakta-fakta terbaru serangan India terhadap Pakistan:
1. “Operasi Sindoor”: India Klaim Hanya Serang Infrastruktur Teroris
Militer India menamai operasi ini “Sindoor”, dan menyatakan targetnya adalah lokasi-lokasi teroris di wilayah Pakistan dan Kashmir yang dikelola Pakistan. Serangan ini dilakukan dengan klaim sangat terukur dan bukan bentuk provokasi.
“Tindakan kami terfokus, terukur, dan tidak bersifat eskalatif. Tidak ada fasilitas militer Pakistan yang menjadi sasaran. India telah menunjukkan pengendalian diri yang cukup besar dalam pemilihan target dan metode pelaksanaan,” ujar pernyataan resmi pemerintah India yang dikutip Al Jazeera, Rabu, 7 Mei 2025.
Namun, dampaknya tetap memicu ketegangan tinggi. Pejabat Pakistan mengatakan serangan India mengenai beberapa wilayah sipil, termasuk dua masjid dan kawasan permukiman di wilayah Punjab timur dan Muzaffarabad.
Baca juga:
India Serang Wilayah Sipil Pakistan, Delapan Orang Tewas
2. Pakistan Balas: Lima Pesawat India Ditembak Jatuh, Tentara Ditawan
Tanggapan Pakistan berlangsung cepat dan agresif. Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Asif, mengatakan bahwa balasan militer telah diluncurkan, termasuk menjatuhkan lima pesawat tempur India dan menahan sejumlah tentara.
“Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Asif, saat berbicara kepada jaringan TV asing, mengonfirmasi bahwa sedikitnya lima pesawat India telah ditembak jatuh dan sejumlah tentara India telah ditawan. Sekarang ini menurut menteri pertahanan Pakistan,” kata Kamal Hyder, jurnalis Al Jazeera dari Islamabad.
Serangan balasan Pakistan ini juga menargetkan instalasi militer India, menunjukkan bahwa eskalasi telah melampaui hanya sekadar respons simbolik.
3. Kota-Kota di Kashmir Jadi Sasaran: Muzaffarabad dan Kotli Dihantam Rudal
Jurnalis Al Jazeera, Kamal Hyder, melaporkan langsung bahwa dua kota besar di Kashmir yang dikelola Pakistan — Muzaffarabad dan Kotli — menjadi sasaran utama serangan rudal India.
Serangan ini menyebabkan sedikitnya delapan orang tewas dan lebih dari 35 lainnya luka-luka. Rudal-rudal tersebut menghantam rumah warga, tempat ibadah, dan gedung publik lainnya.
“Penembakan hebat kini kembali terjadi di garis kontrol yang memisahkan Kashmir yang dikelola Pakistan dari Kashmir yang dikelola India,” tambah Hyder dalam laporannya.
4. Baku Tembak Pecah di Tiga Titik: Garis Kontrol Jadi Titik Api
Reuters, mengutip laporan polisi dan saksi mata, menyebut baku tembak berat antara tentara India dan Pakistan terjadi di tiga titik berbeda di sepanjang Garis Kontrol (LoC) yang memisahkan wilayah Kashmir yang disengketakan.
Peristiwa ini menjadi titik panas terbaru dalam sejarah panjang konflik di wilayah yang telah lama menjadi sumber ketegangan antara kedua negara.
Pasukan dari kedua belah pihak saling bertukar tembakan mortir dan senapan mesin berat, memicu kepanikan di permukiman-permukiman yang berdekatan dengan zona konflik.
5. Dunia Menyerukan Pengendalian Diri: PBB dan AS Angkat Suara
Reaksi global pun muncul. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyatakan keprihatinan serius terhadap operasi militer India dan mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri.
“Sekretaris Jenderal sangat prihatin dengan operasi militer India di Garis Kontrol dan perbatasan internasional. Ia menyerukan pengendalian militer maksimum dari kedua negara,” kata juru bicara PBB.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga menyebut bentrokan ini sebagai hal yang “memalukan”.
"Saya hanya berharap ini segera berakhir," ujar Trump di Gedung Putih.
6. Pengamat: Eskalasi Tak Mengejutkan, Warga Kashmir Jadi Korban Utama
Nitasha Kaul, Direktur Pusat Studi Demokrasi, menilai bahwa serangan ini adalah bagian dari tekanan domestik di India terhadap pemerintah yang berkuasa untuk mengambil sikap lebih militeristik. Ia juga mengingatkan bahwa warga sipil, khususnya warga Kashmir, lagi-lagi menjadi korban.
“Sekali lagi, yang paling terdampak adalah masyarakat di kawasan tersebut, yakni warga Kashmir, yang terjebak di antara sikap dan posisi saling bersaing, saling menguasai, dan saling bersaing antara India dan Pakistan,” kata Kaul.
“Ini merupakan hitungan mundur menuju eskalasi yang lebih besar, dan diharapkan hal ini tidak akan berlanjut lebih jauh dari apa yang telah terjadi dengan serangan-serangan ini,” lanjutnya.