Kasus PMK di Jawa Tengah Melonjak Jadi 6.584

Warga Wonogiri melakukan penguburan sapi yang mati akibat terkena penyakit mulut dan kuku. Dokumentasi/ Media Indonesia

Kasus PMK di Jawa Tengah Melonjak Jadi 6.584

Media Indonesia • 18 January 2025 16:40

Semarang: Daerah di Jawa Tengah yang berbatasan dengan Jawa Timur menjadi darah paling rawan penyebaran kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak. Kasus kembali melonjak hingga kini tercatat menjadi 6.584 kasus yakni nernak sembuh ada 750 ekor, mati 367 ekor dan dipotong paksa 120 ekor, hingga vaksinasi terus digencarkan.

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jawa Tengah mencatat sebelumnya secara total baru 4.082 kasus terpapar PMK, kini melonjak menjadi 6.584 kasus.

Mencegah semakin melonjaknya kasus PMK di sejumlah daerah di Jawa Tengah, vaksinasi terus digencarkan terhadap hewan ternak terutama untuk sapi perah dan sapi potong, setelah provinsi ini mendapat tambahan vaksin sebanyak 40 ribu dosis.

"Kita secara keseluruhan tahun 2025:mendapatkan alokasi sebanyak 400 ribu dosis," kata Kepala Bidang Veteriner Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jawa Tengah, Irna Kartika Wati, Sabtu, 18 Januari 2025.
 

Baca: Vaksinasi PMK di DIY Difokuskan Sapi Perah dan Potong
 
Jumlah alokasi vaksin sebanyak 400 ribu dosis tersebut didistribusikan dalam beberapa tahap yakni sebanyak 200 ribu pada bulan Januari (40 ribu dosis), Februari (120 ribu dosis) dan Maret (40 ribu dosis), kemudian sebanyak 200 ribu dosis akan didistribusikan pada pertengahan tahun 2025 sebagai vaksin ulangan.

"Langkah ini diharapkan akan dapat mencegah lonjakan kasus PMK di Jawa Tengah yang kini masih terus meningkat," jelasnya.

Menyangkut penyebaran kasus PMK, Irna mengatakan daerah perbatasan dengan Provinsi Jawa Timur merupakan paling rawan terhadap kasus PMK, hal itu terbukti sejumlah tiga daerah yakni Wonogiri berbatasan dengan Pacitan terdapat 1.471 kasus, Sragen berbatasan dengan Ngawi 1.354 kasus dan Blora berbatasan dengan Bojonegoro dan Ngawi 661 kasus.

Berdasar data hingga kini, ungkap Irna Kartika Wati, secara keseluruhan jumlah kasus PMK di Jawa Tengah masih fluktuatif dengan total mencapai 6.584 kasus terdiri dari ternak sembuh 750 ekor, mati 367 ekor, dipotong paksa 120 ekor dan sisanya masih dalam penanganan, perawatan dan pengobatan ditempat berjauhan dengan ternak lainnya.

Tentang kecepatan penyebaran di Jawa Tengah, Irna Kartika Wati menduga tertularnya virus PMK hewan ternak terjadi akibat perdagangan melalui pasar hewan, meskipun pasar hewan di Blora, Wonogiri dan Sragen telah ditutup namun ternakbyang sudah terlanjur tertular PMK sudah masuk ke Jawa Tengah hingga menulari terbakblain yang sudah ada sebelumnya.

 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Deny Irwanto)