Polda DIY Buka Penyelidikan Internal Usut Kematian Mahasiswa Amikom

Salah satu sudut kerusakan di Polda DIY sebelum dibersihkan. Metrotvnews.com/Ahmad Mustaqim

Polda DIY Buka Penyelidikan Internal Usut Kematian Mahasiswa Amikom

Ahmad Mustaqim • 2 September 2025 16:13

Yogyakarta: Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menindaklanjuti kasus tewasnya mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta, Rheza Sendy Pratama beberapa saat usai mengikuti demonstrasi akhir Agustus 22025. Aparat menyatakan memulai proses penyelidikan internal. 

"Bidpropam (Bidang Profesi dan Pengamanan) Polda DIY terus melakukan langkah-langkah penyelidikan internal terkait kasus meninggalnya Rheza Sendy, mahasiswa Amikom Yogyakarta yang terlibat dalam kerusuhan di depan Mapolda DIY pada Minggu (31 Agustus 2025)," kata Kepala Bidang Humas Polda DIY, Kombes Ihsan di Yogyakarta, Selasa, 2 September 2025. 

Penyelidikan internal dimulai sejak Senin, 1 September 2025. Menurut dia, saksi-saksi sudah mulai diperiksa. "Kemarin, Propam Polda DIY telah meminta keterangan delapan orang saksi serta mengumpulkan informasi guna mengungkap duduk perkara peristiwa tersebut," kata Ihsan. 

Sementara itu, sebanyak dua orang saksi telah diperiksa hari ini. Dengan demikian, sudah ada 10 saksi terperiksa. Ihsan belum merinci siapa identitas dan latar belakang 10 saksi terperiksa tersebut. Menurut Ihsan, Polda DIY berkomitmen untuk menangani peristiwa itu secara profesional dan prosedural. 

"Propam Polda DIY masih terus melakukan pendalaman dan akan memanggil saksi-saksi lain yang diperlukan," ucap Ihsan. 
 

Baca: Sri Sultan Minta Kematian Mahasiswa Amikom Saat Aksi Unjuk Rasa Diinvestigasi

Rheza Sendy Pratama meninggal pada Minggu, 31 Agustus 2025. Sebelum tewas, Rheza merupakan satu massa aksi yang mengikuti demonstrasi di Polda DIY. Ayahanda Rheza, Yoyon Surono mengaku kaget dengan kabar anaknya meninggal. Ia baru tahu saat dikabari keluarga dengan ditunjukkan foto anaknya sedang di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta. 

"Saya ke sana (RSUP Dr Sardjito) ternyata sudah terbujur begitu. Saya tanya yg nganter siapa? Cuma dari Dinas Kesehatan Polda (DIY), dua orang, dari yang lain gak ada? Gak ada," kata Yoyon. 

Hingga saat ini, kata Yoyon, dompet berisi kartu identitas anaknya belum ditemukan. Di sisi lain, video yang tersebar di media sosial menunjukkan Rheza sempat di lokasi demonstrasi menggunakan sepeda motor dengan seorang temannya. Saat akan balik kanan, motor yang Rheza dikendarai mati dan terjadi pengeroyokan dari aparat. Ia mengatakan ada bekas luka.

"Yang jelas aku ikut mandiin, kayak ada bagian tulang patah, ada sayatan-sayatan kepala bocor. Ada bekas kena gas air mata dan kaki, tangan, punggung lecet," kata Yoyon. 

Ia mengungkapkan ada bekas sepatu pakaian dinas lapangan (PDL) pada bekas luka anaknya. Selain itu, ada juga luka akibat pentungan.  "Yang kelihatan (bekas) sepatu PDL, ada sayatan bekas digebuk, yang bocor sebelah sini, darah muka itu item, muka badan rambut gak karuan. (Seperti bekas) sabetan tongkat," ujar Yoyon. 

Jenazah Rheza dimakamkan hari ini di pemakaman umum Jatisari, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman. Di Universitas Amikom, Rheza tercatat sebagai mahasiswa S1 Program Studi Ilmu Komunikasi angkatan 2023. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Whisnu M)