PBB desak Israel bertanggungjawab atas kematian stafnya akibat serangan di Gaza. Foto: Anadolu
25 April 2025 16:01
New York: Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menegaskan kembali tuntutannya agar Israel bertanggung jawab setelah mengakui bahwa tentaranya menewaskan seorang staf PBB dan melukai lima rekan lainnya dalam serangan pada 19 Maret di Jalur Gaza.
“Itu adalah rudal Israel yang menghantam wisma PBB, yang lokasinya jelas diketahui oleh IDF,” ujar Juru Bicara PBB Stephane Dujarric, dikutip dari Anadolu, Kamis, 24 April 2025, menandai pengakuan resmi pertama dari pihak berwenang Israel.
Dujarric menyambut kerja sama dan transparansi yang ditunjukkan Israel dalam penyelidikan, namun menekankan bahwa “pengakuan saja tidak cukup” dan menuntut pertanggungjawaban yang nyata tidak hanya untuk insiden ini, tetapi juga untuk setiap serangan terhadap staf dan infrastruktur PBB di Gaza.
Menurut laporan Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), hampir dua bulan blokade total telah menyebabkan persediaan makanan segar, tenda, dan obat-obatan menipis drastis, memaksa banyak keluarga hidup dalam kondisi kelaparan dan tanpa perawatan medis.
“Anak-anak kelaparan, pasien tidak diobati, orang-orang sekarat, menggambarkan betapa gentingnya situasi saat ini,” ujar Dujarric.
Ia mendesak semua pihak untuk segera mencabut pembatasan akses kemanusiaan dan mematuhi hukum humaniter internasional demi perlindungan warga sipil dan staf PBB. Tanpa langkah cepat, kondisi di lapangan diprediksi akan semakin memburuk.
Selain krisis logistik, harga bahan pokok di Gaza meroket -,naik rata-rata 50 persen pada April dibandingkan Maret,- sementara produk seperti susu, telur, dan daging nyaris menghilang dari pasar. Dujarric menyoroti lonjakan harga ini sebagai bukti “kejatuhan total” ekonomi lokal.
Akibatnya, gudang-gudang bantuan hampir habis, dan mitra kemanusiaan hanya mampu menyediakan sebagian kecil dari kebutuhan mendesak masyarakat. PBB menegaskan bahwa tanpa akses penuh untuk mendistribusikan bantuan, upaya penyelamatan nyawa dan pemulihan di Gaza akan terhambat parah.
(Muhammad Adyatma Damardjati)