Raja Charles Kritik Halus Rencana Trump Aneksasi Kanada

Raja Charles III mengunjungi Kanada pada Senin, 26 Mei 2025. (Anadolu Agency)

Raja Charles Kritik Halus Rencana Trump Aneksasi Kanada

Willy Haryono • 28 May 2025 14:29

Ottawa: Dalam pidato Kerajaan Inggris yang jarang dilakukan di Parlemen Kanada, Raja Charles III menyuarakan penegasan kuat atas kedaulatan Kanada di tengah meningkatnya kekhawatiran akan wacana kontroversial dari Presiden Donald Trump yang ingin menjadikan Kanada sebagai bagian ke-51 Amerika Serikat (AS).

“Warga Kanada dapat memberikan kepada diri mereka sendiri lebih banyak daripada yang bisa diambil oleh kekuatan asing mana pun di benua ini,” ujar Charles, tanpa menyebut nama Trump secara langsung.

Mengutip dari Metro.co.uk, Rabu, 28 Mei 2025, ia menekankan bahwa dengan tetap berpegang pada nilai-nilainya, Kanada mampu membangun aliansi dan sistem ekonomi baru demi kesejahteraan rakyatnya.

Raja Charles menyebut Kanada sedang menghadapi tantangan yang "belum pernah terjadi sebelumnya,” dengan banyak warganya merasa cemas terhadap dinamika dunia yang terus berubah.

Dalam pernyataan yang dipandang sebagai bentuk perlawanan diplomatis, ia menegaskan bahwa Kanada adalah wilayah yang "kuat dan bebas", serta mendorong relasi antarnegara tetangga untuk didasarkan pada kemitraan yang setara.

Ia menyebut bahwa Kanada dan AS saat ini tengah mendefinisikan ulang hubungan ekonomi dan keamanan, yang "berakar pada saling menghormati dan kepentingan bersama", demi membawa manfaat transformasional bagi kedua negara.

Pidato Charles ini disampaikan atas undangan Perdana Menteri Mark Carney, sebagai respons terhadap pernyataan Trump yang beberapa kali menyuarakan keinginan “menggabungkan” Kanada ke dalam Amerika Serikat.

Dalam kunjungannya ke Kanada, Charles didampingi Ratu Camilla—momen ini menjadi kali ketiga seorang penguasa Inggris menyampaikan pidato takhta di Kanada, setelah mendiang Ratu Elizabeth II melakukannya dua kali.

PM Carney menyebut pidato Raja Charles sebagai pengingat penting atas hubungan historis Kanada-Inggris, serta penegasan atas kedaulatan nasional Kanada. Ia menambahkan bahwa kerja sama dengan AS tetap penting, namun harus dibangun atas dasar kepentingan bersama, demi menciptakan ekonomi terkuat di G7, menurunkan biaya hidup, dan menjaga keamanan nasional.

Namun, momen simbolik ini juga memicu reaksi beragam di media sosial. Beberapa pengguna menyoroti posisi duduk Carney yang tampak “lebih rendah” dari Raja Charles, sementara Camilla duduk di kursi yang nyaris setara.

“Ini mengebiri Carney,” tulis salah satu pengguna X. “Bahkan lebih buruk daripada pertemuan dengan Trump.”

Diketahui, awal Mei lalu, Trump menerima Carney di Gedung Putih dan menyebut gagasan penggabungan Kanada-AS sebagai “perkawinan yang indah”. Carney menanggapi dengan dingin, menyatakan bahwa “ada tempat-tempat yang tidak akan pernah dijual.” (Nada Nisrina)

Baca juga:  Raja Charles III Kunjungi Kanada di Tengah Ancaman Aneksasi Trump

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)