Raja Charles III Kunjungi Kanada di Tengah Ancaman Aneksasi Trump

Raja Inggris Charles III. (EPA-EFE)

Raja Charles III Kunjungi Kanada di Tengah Ancaman Aneksasi Trump

Willy Haryono • 27 May 2025 13:46

Ottawa: Raja Charles III tiba di ibu kota Kanada pada Senin, 26 Mei 2025, dalam sebuah kunjungan yang oleh Perdana Menteri Mark Carney disebut sebagai penegasan simbolis atas kedaulatan negaranya. Kunjungan ini berlangsung di tengah isyarat Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menyatakan keinginannya untuk “menguasai Kanada.”

Pernyataan kontroversial dari Trump mendorong Carney untuk mengundang Raja Charles menyampaikan pidato takhta yang memaparkan agenda pemerintahan baru kepada parlemen. Sebagai kepala negara Kanada—yang merupakan anggota Persemakmuran Inggris—Raja Charles memiliki peran seremonial dalam sistem monarki konstitusional negara tersebut.

“Penghargaan bersejarah ini sepadan dengan beban zaman kita. Ini menegaskan tradisi dan persahabatan abadi kita, vitalitas monarki konstitusional, serta identitas kita yang unik—ikatan bersejarah yang justru diperkuat oleh krisis,” ujar Carney dalam pernyataannya.

Ia menambahkan, “Kekuatan Kanada terletak pada pembangunan masa depan yang kuat sambil merangkul akar bahasa Inggris, Prancis, dan Pribumi—persatuan masyarakat yang membentuk fondasi kita.”

Raja Charles dan Ratu Camilla disambut oleh Carney dan Gubernur Jenderal Mary Simon—gubernur jenderal pertama dari kalangan Pribumi—bersama pasukan kehormatan Royal Canadian Dragoons.

Kehadiran pasangan kerajaan ini, menurut Simon, menegaskan kembali ikatan konstitusional yang telah membentuk Kanada menjadi negara “yang bangga dan merdeka”.

Pidato Langka, Simbol Kedaulatan

Hanya dua kali sepanjang 70 tahun masa pemerintahan Ratu Elizabeth II sang raja Inggris menyampaikan pidato takhta di Kanada—terakhir pada 1977. Karena itu, pidato Raja Charles kali ini dianggap sebagai momen bersejarah.

Meskipun banyak warga Kanada kurang peduli terhadap institusi monarki, Carney menekankan pentingnya perbedaan antara Kanada dan AS. Dalam pandangannya, kunjungan ini memperjelas status Kanada sebagai negara berdaulat yang tidak tunduk pada pengaruh tetangganya di selatan.

“Jika Anda ingin tahu mengapa Raja Charles membacakan pidato takhta, maka Anda harus memahami kisah Kanada,” ujar mantan Perdana Menteri Quebec, Jean Charest.

Sesuai tradisi konstitusional, pidato yang akan disampaikan Raja Charles pada Selasa ini ditulis oleh pemerintah Kanada, bukan oleh sang raja atau penasihatnya di Inggris, menegaskan perannya sebagai kepala negara nonpartisan.

Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyampaikan bahwa ia telah mengundang Trump untuk melakukan kunjungan resmi ke Inggris atas nama raja—sebuah keputusan yang dikritik oleh Carney.

“Masyarakat Kanada tidak terkesan dengan sikap itu, mengingat situasi yang tengah berlangsung,” ujar Carney kepada Sky News Inggris.

Raja Charles sendiri belakangan menunjukkan dukungannya terhadap Kanada, seperti saat mengenakan medali militer Kanada di dadanya ketika mengunjungi kapal induk Angkatan Laut Inggris. Selama kunjungan 24 jamnya di Ottawa, ia dijadwalkan bertemu dengan Carney dan mengunjungi Monumen Perang Nasional Kanada. (Nada Nisrina)

Baca juga:  Bertemu Trump di Gedung Putih, PM Carney Tegaskan Kanada Tak Dijual

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)