TNI AL melakukan pembongkaran pagar laut di pesisir Kabupaten Tangerang.
Hendrik Simorangkir • 28 January 2025 14:32
Tangerang: Pembongkarang pagar laut di pesisir Kabupaten Tangerang, Banten, baru 18,7 Km dari 30,16 Km. Cuaca buruk pun menjadi kendala.
"Adanya gelombang tinggi serta keramba yang tinggi jadi kendala. Pagar laut yang tersisa masih 11,46 kilometer," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut, Laksamana Pertama I Made Wira Hady, Selasa, 28 Januari 2025.
Pembongkaran pagar laut itu disebar di beberapa lokasi, seperti Tanjung Pasir, Kecamatan Teluknaga, Mauk, dan Kronjo. Pembongkaran itu pun dibantu puluhan kapal nelayan.
"TNI Angkatan Laut telah mengerahkan alat untuk membongkar pagar laut, seperti 2 Kal/Patkamla, 6 Sea Rider, 12 PK, 5 RBB, 2 RHIB serta dibantu puluhan kapal nelayan," katanya.
Sebelumnya, TNI AL yang dibantu nelayan telah membongkar sepanjang 18,7 kilometer pagar laut di pesisir Kabupaten Tangerang. Sebanyak 450 personel diterjunkan selama melakukan pembongkaran tersebut.
"Selama enam hari pembongkaran hingga kemarin (Senin, 27 Januari 2025), kami bersama instansi maritim dan nelayan sudah membongkar 18,7 kilometer pagar laut," ujar Komandan Pangkalan Utama TNI AL (Danlantamal) III Jakarta, Brigjen TNI (Mar) Harry Indarto, Selasa, 28 Januari 2025.
Harry menuturkan, jika pembongkaran pagar laut itu dilakukan di perairan Tanjung Pasir, Tanjung Kait, dan Kronjo. Metode pembongkaran, kata Harry, masih menggunakan tali dadung yang diikat pada pagar laut bambu, kemudian ditarik menggunakan perahu nelayan dan kapal TNI AL.
"Meski terkendala banyaknya bagan, keramba, dan jaring apung milik nelayan sehingga menyulitkan kita manuver kapal saat menarik pagar pagar bambu ini, tapi pembongkaran pagar laut berhasil kami lakukan. Kemarin itu kita berhasil membongkar sepanjang 3,2 kilometer, dari Kohod hingga ke Kronjo," jelasnya.
Harry menjelaskan, saat ini masyarakat atau nelayan agak sedikit berkurang untuk membantu pembongkaran pagar laut itu. Karena, lanjutnya, para nelayan memakai perahunya untuk memanfaatkan mencari rezeki saat liburan ini.
"Agak sedikit berkurang masyarakat nelayan. Perahu itu dimanfaatkan nelayan untuk membawa wisatawan ke Pulau Untung Jawa atau sebagian di pakai sewa pemancing. Walaupun hari libur kita tetap bekerja, dengan harapan kita sesuai dengan target 10 hari itu bisa tercapai," ungkapnya.