Presiden AS Donald Trump yakin bisa capai kesepakatan nuklir dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping. Foto: Anadolu
Muhammad Reyhansyah • 23 October 2025 18:18
Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan optimisme bahwa ia akan mencapai kesepakatan dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping saat keduanya bertemu di Korea Selatan pekan depan. Trump mengatakan pertemuan itu berpotensi mencakup berbagai isu, mulai dari pembelian kedelai oleh Beijing hingga pembatasan senjata nuklir.
Berbicara di Gedung Putih pada Rabu, 22 Oktober 2025 bersama Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte, Trump menyebut ia akan membahas pembelian minyak Rusia oleh Tiongkok serta cara menghentikan perang di Ukraina yang telah berlangsung tiga tahun.
“Saya pikir kami akan mencapai kesepakatan,” ujar Trump.
Trump menambahkan bahwa Xi kini menunjukkan perubahan pandangan terkait perang di Ukraina. “Saya rasa dia sekarang ingin perang itu berakhir, mungkin tidak di awal, tapi sekarang iya,” kata Trump.
Mengutip dari Channel News Asia, Kamis, 23 Oktober 2025, komentar itu muncul di tengah pernyataan yang lebih tegas dari pejabat dagang dan keuangan AS, yang sedang menuju Asia untuk memastikan pertemuan pertama antara Trump dan Xi di masa jabatan keduanya tetap sesuai rencana.
Trump juga menepis kekhawatiran pasar atas pembatasan ekspor logam tanah jarang oleh Tiongkok, menyebutnya hanya sebagai “gangguan kecil”, dan menegaskan bahwa tarif masih menjadi alat yang “lebih kuat.”
Dihadapkan pada tekanan dari petani AS akibat merosotnya pesanan kedelai dari Tiongkok, Trump berharap dapat mencapai kesepakatan terkait komoditas tersebut. Ia juga membuka kemungkinan perundingan baru tentang pengendalian senjata nuklir, menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengusulkan upaya deeskalasi bilateral yang bisa melibatkan Tiongkok.
Ketegangan dagang antara AS dan Tiongkok kembali meningkat setelah periode relatif tenang. Trump memberlakukan tarif tambahan hingga 100 persen terhadap produk asal Tiongkok yang akan berlaku mulai 1 November, menyusul kebijakan ekspor Beijing atas hampir seluruh mineral tanah jarang.
Sementara itu, Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer menuju Malaysia untuk meredakan ketegangan terkait ekspor mineral langka Tiongkok. Washington dilaporkan menyiapkan langkah baru terhadap Beijing jika perundingan tidak membuahkan hasil.
Dikabarkan, pemerintahan Trump tengah mempertimbangkan pembatasan ekspor produk berbasis perangkat lunak ke Tiongkok mulai dari laptop hingga mesin jet sebagai bentuk balasan terhadap langkah Beijing.
Bessent mengatakan kepada Fox Business Network bahwa kebijakan lisensi ekspor Tiongkok “tidak dapat diterapkan dan tidak dapat diterima.” Ia berharap pembicaraan akhir pekan ini dapat menciptakan suasana positif menjelang pertemuan antara Trump dan Xi.
Pertemuan kedua pemimpin dijadwalkan berlangsung di sela-sela KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Gyeongju, Korea Selatan, pada 31 Oktober–1 November. Sebelum itu, Trump akan menghadiri pertemuan ASEAN di Kuala Lumpur dan bertemu Perdana Menteri Jepang baru, Sanae Takaichi.
Bessent menyebut Trump “sangat menghormati Xi” dan yakin bahwa dialog dua hari antara pejabat AS dan Tiongkok akan menjadi dasar bagi pembicaraan konstruktif antara kedua pemimpin.
Di sisi lain, Greer menegaskan bahwa kebijakan ekspor mineral langka Tiongkok melanggar komitmen sebelumnya untuk menjaga pasokan bagi industri teknologi global. Ia menambahkan bahwa Tiongkok juga belum memenuhi kewajiban pembelian produk pertanian dan manufaktur AS yang dijanjikan dalam kesepakatan dagang pertama masa jabatan Trump.
“Selama ini AS cukup terbuka terhadap Tiongkok, namun kebijakan Beijing justru menutup akses bagi perusahaan kami dan mendorong kelebihan kapasitas di dalam negeri,” ujar Greer kepada CNBC.
“Kami tidak bisa terus hidup seperti itu. AS membutuhkan jalur alternatif,” pungkas Greer.