Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar. Foto: dok Dexa Medica.
Ade Hapsari Lestarini • 22 October 2025 17:20
Jakarta: Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar menegaskan komitmen Indonesia untuk mempercepat kemandirian farmasi nasional melalui pengembangan obat bahan alam atau fitofarmaka. Demi mendorong langkah tersebut, BPOM telah menetapkan kerangka kerja kolaborasi akademisi-bisnis-pemerintah (ABG) sebagai pendekatan strategis untuk memperkuat penelitian dan pengembangan obat herbal.
Sebagai salah satu langkah besar untuk menegaskan komitmen tersebut, Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan The 16th Annual Meeting of the World Health Organization-International Regulatory Cooperation for Herbal Medicines (WHO IRCH) di Jakarta, beberapa waktu lalu. Dalam perhelatan tersebut, Taruna Ikrar menegaskan peran kepemimpinan Indonesia dalam pertemuan tersebut sangat besar dan menguntungkan untuk saling menguatkan sistem pengawasan dan membuka pasar.
"The 16th WHO-IRCH Annual Meeting merupakan momen strategis untuk Indonesia memainkan peran sentral termasuk juga memperkenalkan obat herbal/jamu Indonesia di mata dunia. Kehadiran Anda di sini mencerminkan komitmen bersama untuk memperkuat regulasi obat-obatan herbal," kata Taruna Ikrar di sela-sela acara pembukaan The 16th Annual Meeting of the WHO IRCH, dikutip Rabu, 22 Oktober 2025.
Di Indonesia, pengembangan obat herbal terus bergulir cepat. BPOM telah menetapkan kerangka kerja kolaborasi akademisi-bisnis-pemerintah sebagai pendekatan strategis untuk memperkuat penelitian dan pengembangan obat herbal. Akademisi, sebagai pusat inovasi berkontribusi dengan menghasilkan gagasan penelitian dan memajukan pengembangan produk. Sektor bisnis memainkan peran kunci dalam menyediakan pendanaan dan memastikan bahwa produk memenuhi standar yang ditetapkan.

Ilustrasi. Foto: Freepik