Kerusakan di Maha Myat Muni Pagoda akibat guncangan gempa bumi di dekat kota Mandalay, Myanmar, Jumat, 28 Maret 2025. (EPA-EFE)
Willy Haryono • 30 March 2025 14:13
New York: Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan risiko "kekurangan pasokan medis yang parah" di Myanmar, tempat 1.644 orang tewas akibat gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,7 yang terjadi pada Jumat lalu.
Pemerintahan Myanmar yang dipimpin junta militer mengatakan pada hari Sabtu bahwa 3.408 orang lainnya terluka dan 139 masih dinyatakan hilang.
Mengutip dari ITV, Minggu, 30 Maret 2025, para petinggi junta Myanmar memperingatkan bahwa angka tersebut dapat meningkat saat lebih banyak informasi dikumpulkan dari area terdampak gempa.
Gempa tengah hari dengan episentrum di dekat Mandalay - kota terbesar kedua di Myanmar - diikuti oleh gempa susulan berkekuatan magnitudo 6,4.
PBB mengatakan ada kekurangan peralatan trauma, kantong darah, anestesi, alat bantu, obat-obatan penting, dan perawatan untuk petugas kesehatan.
Laporan awal mengenai upaya bantuan gempa bumi yang dikeluarkan pada hari Sabtu oleh Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan bahwa mereka mengalokasikan USD5 juta dari Dana Tanggap Darurat Pusat untuk "bantuan penyelamatan jiwa."
Pemerintah Persatuan Nasional bayangan Myanmar (NUG), yang mengoordinasikan perjuangan rakyat melawan junta militer, telah mengumumkan gencatan senjata sebagian secara sepihak untuk mendukung upaya bantuan gempa bumi.
Pengumuman yang dikeluarkan pada Sabtu malam oleh NUG mengatakan bahwa sayap bersenjatanya akan menerapkan jeda dua minggu dalam operasi militer ofensif mulai hari Minggu di daerah yang terkena dampak gempa bumi.
Dikatakan bahwa mereka akan "bekerja sama dengan PBB dan organisasi nonpemerintah untuk memastikan keamanan, transportasi, dan pendirian kamp penyelamatan dan medis sementara" di daerah yang dikuasainya.
Di negara tetangga Thailand, jumlah orang yang tewas telah meningkat menjadi 17 orang. Gempa bumi di Myanmar memicu dampak signifikan di Thailand, termasuk Bangkok — rumah bagi sekitar 17 juta orang — dan beberapa wilayah lain di negara itu.
Baca juga: Korban Tewas Gempa Myanmar Lampaui 1.600 Orang, Thailand Catat 10 Kematian