Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 11 September 2025 19:36
Doha: Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengancam akan mencoba membunuh pemimpin Hamas di Qatar lagi, jika Doha tidak mengusir para pejabat kelompok tersebut. Ia juga menyebutkan akan menyerang negara lain yang menampung teroris.
"Saya katakan kepada Qatar dan semua negara yang menampung teroris, anda harus mengusir mereka atau membawa mereka ke pengadilan karena jika tidak, kami akan melakukannya," kata Netanyahu, seperti dikutip dalam Al Jazeera, Kamis, 11 September 2025.
Komentar ini muncul sehari setelah Israel melakukan serangan yang belum pernah terjadi di Qatar. Serang itu menargetkan kepemimpinan senior Hamas di Doha saat membahas proposal gencatan senjata terbaru AS.
Tidak terpengaruh oleh kemarahan internasional atas serangan di Doha, Qatar, Netanyahu pada Rabu mengatakan, negara lain seharusnya memberi tepuk tangan kepada Israel atas pengeboman dan pembunuhan massal di Timur Tengah.
Menanggapi hal tersebut, Kementerian Luar Negeri Qatar mengeluarkan kecaman atas komentar Perdana Menteri Israel dan menyebutnya sebagai pengecut serta mengancam eksplisit pelanggaran kedaulatan negara di masa depan.
"Netanyahu sepenuhnya menyadari, bahwa penempatan kantor Hamas terjadi dalam kerangka upaya mediasi Qatar yang diminta oleh AS dan Israel," kata Kementerian tersebut. Pernyataan tersebut datang dari orang yang memakai kata-kata ekstrem, dicari hukum internasional yang terus disanksi sehingga membuat dia terisolasi di mata dunia.
Dalam tiga hari, Israel telah melancarkan serangan di Gaza, Lebanon, Yaman, Suriah, Tunisia, dan Qatar, seraya melakukan serangan harian di Tepi Barat yang diduduki. Pada Rabu, Israel menewaskan 35 orang dalam serangan di Yaman.
Pekan lalu, Israel dikecam karena menjatuhkan granan di dekat Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL), di Lebanon Selatan.
Jurnalis AI Jazeera, Hamdah Salhut mengatakan, Israel tidak ragu mencampuri urusan internal negara lain, melanggar hukum, serta kedaulatan internasional dengan terlibat dalam konflik militer.
"Kita telah melihatnya berulang kali di wilayah ini, tetapi tidak hanya selama perang di Gaza. Kita telah melihatnya sepanjang karier politik Netanyahu, dan Netanyahu mengatakan dia akan mengambil tindakan sendiri. Israel tampaknya tidak peduli dengan apa yang dipikirkan dunia, terlepas dari semua kritik dan pelanggaran hukum internasional," kata Salhut.
Dalam wawancara dengan CNN, pada Rabu, 10 September, Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim AI Thani, menggambarkan serangan Israel di Doha sebagai teror negara.
"Kami sangat marah atas tindakan semacam itu, ini adalah teror negara, kami dikhianati," kata Sheikh. Ia juga menambahkan, AS telah menyatakan dukungannya untuk Qatar.
Sheikh mengatakan, bahwa tindakan Israel telah memutus harapan para sandera di Gaza. Ia juga menegaskan, Netanyahu harus dibawa ke pengadilan dan dicari di Mahkamah Pidana Internasional (ICC).
Netanyahu, bersama dengan Mantan Pertahanan Israel, Yoav Gallant, dituduh oleh ICC melakukan kejahatan perang terkait tindakan Israel di Gaza.
Para pemimpin regional, seperti Presiden Uni Emirat Arab, Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan, bertemu Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad AI Thani bergegas ke Doha setelah serangan tersebut. Raja Yordani dan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, juga diperkirakan akan tiba.
Serangan tersebut mengejutkan wilayah Teluk sehingga negara yang sebelumnya mendukung Israel kini bersatu mendukung Qatar. Sheikh mengatakan, akan ada tanggapan dari wilayah ini yang sedang dibicarakan dan didiskusikan dengan mitra lain di wilayah tersebut.
Ia memastikan, KTT Arab-Islam akan diselenggarakan di Doha dalam beberapa hari ke depan untuk menentukan langkah yang akan diambil. Ia juga berharap ada tindakan berarti yang bisa menghentikan Israel.
(Kelvin Yurcel)