Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa. Foto: Tangkapan layar YouTube Kemenkeu/Insi Nantika Jelita
M Sholahadhin Azhar • 12 September 2025 12:31
Jakarta: Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa berencana memanfaatkan dana pemerintah 200 triliun, dari Bank Indonesia. Langkah memanfaatkan dana yang selama ini mengendap itu, didukung penuh.
"Ini sangat positif di tengah kondisi daya beli masyarakat yang masih rendah, sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi," kata Sekretaris Bidang Kebijakan Ekonomi DPP Partai Golkar, Abdul Rahman Farisi, dalam keterangan yang dikutip Jumat, 12 September 2025.
Menurut dia, langkah tersebut menjadi stimulus penting bila terealisasi. Namun, harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian supaya pemanfaatan berjalan maksimal.
“Secara teoritik, bila pemerintah menarik dana dari Bank Indonesia lalu masuk ke sistem finansial melalui bank, maka jumlah uang beredar akan naik. Likuiditas meningkat, aggregate demand ikut terdorong,” ujar Abdul Rahman.
Sekretaris Bidang Kebijakan Ekonomi DPP Partai Golkar, Abdul Rahman Farisi/Istimewa
Meski demikian, ia menekankan perlunya sikap waspada. Sehingga, implementasi kebijakan tersebut dapat sesuai dengan koridor makro dan mikro prudensial.
"Bank harus selektif memilih badan usaha atau perorangan yang layak menerima pembiayaan. Ekspansi kredit memang penting, tetapi kalau tidak hati-hati justru bisa memunculkan risiko kenaikan NPL yang berbahaya bagi stabilitas perbankan,” tegas Abdul Rahman.
Selain itu, Abdul Rahman mengingatkan Komite Stabilitas Sektor Keuangan yang beranggotakan Kementerian Keuangan, BI, OJK, dan LPS. Agar, menyiapkan langkah mitigasi atas potensi inflasi.
“Peningkatan jumlah uang beredar bisa menimbulkan tekanan inflasi. Walaupun data menunjukkan inflasi di Indonesia lebih banyak dipicu oleh sisi aggregate supply ketimbang aggregate demand, kehati-hatian tetap diperlukan agar stabilitas ekonomi terjaga,” jelas Abdul Rahman.
Ia menambahkan, momentum ini sebaiknya dimanfaatkan untuk mendorong ekspansi sektor produktif. Misalnya, dengan investasi di bidang pertambangan, hilirisasi, pangan, serta industri pendukungnya yang membutuhkan pembiayaan besar.
"Dengan penempatan SAL ke perbankan, kapasitas pembiayaan akan meningkat dan mampu menopang ekspansi ekonomi produktif,” kata Abdul Rahman.