Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono. Foto: MI/Naufal Zuhdi.
Naufal Zuhdi • 17 March 2025 16:27
Jakarta: Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengungkapkan setidaknya terdapat dua dampak buruk apabila Perum Bulog tidak bisa memaksimalkan penyerapan gabah di musim panen raya yang berlangsung sejak Februari hingga April 2025.
Implikasi pertama, harga gabah terancam turun. Kemudian, implikasi kedua, petani tidak lagi memiliki semangat menanam jika harga gabah turun imbas serapan Bulog yang tidak optimal.
"Sulit kalau harga gabah jatuh, rakyat kita, petani kita tidak semangat menanam lagi. Nah, kalau tidak semangat menanam lagi, gimana? Jadi maka periode kritis itu sekarang di Februari, Maret, sama April ini," ucap Sudaryono saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator bidang Pangan, Jakarta, Senin, 17 Maret 2025.
Saat ini, Sudaryono mengatakan serapan gabah harian yang dilakukan Bulog telah mencapai 20 ribu ton. Oleh karenanya, ia akan mendorong serapan yang dilakukan Bulog bisa mencapai angka 50 ribu ton per hari.
"Ini kan panen raya, musim tanam I itu kan panennya di periode Februari, Maret, April. Itu puncak. Jadi surplusnya paling banyak, kalau kita bisa surplus itu diserap oleh Bulog, maka di panen-panen berikutnya yang relatif lebih rendah, kita sudah punya stok cadangan pangan," terang Sudaryono.
Di samping itu, dirinya juga memastikan stok beras untuk kebutuhan dalam negeri dalam kondisi aman jika Bulog dapat menyerap gabah petani dengan baik.
Baca juga: Serapan Gabah Tembus 300 Ribu Ton Jelang Puncak Panen Raya |