Rekomendasi Wisata Sejarah di Bali, 4 Tempat Ini Bisa Dikunjungi

Ilustrasi: Freepik

Rekomendasi Wisata Sejarah di Bali, 4 Tempat Ini Bisa Dikunjungi

Arga Sumantri • 14 November 2025 15:08

Bali: Pulau Bali bukan hanya surga bagi pencinta wisata pantai dan budaya, tetapi juga rumah bagi sejumlah peninggalan sejarah yang merekam perjalanan panjang peradaban Nusantara. Di balik gemerlap pariwisata modern, masih berdiri kokoh monumen, pura, hingga prasasti kuno yang menjadi saksi bisu lahirnya kebudayaan dan perjuangan rakyat Bali. 

Dari Denpasar hingga Sanur, setiap situs seolah mengajak siapa pun yang datang untuk berhenti sejenak mendengar kisah masa lampau yang tertulis pada batu, terukir di dinding pura, dan hidup di tengah masyarakat yang tetap menjaga warisannya.

Buat kalian yang ingin berwisata sejarah di Bali, empat tempat ini bisa dikunjungi:

1. Monumen Bajra Sandhi

Berdiri megah di jantung Kota Denpasar, Monumen Bajra Sandhi menjadi ikon penting yang merepresentasikan semangat perjuangan rakyat Bali dalam melawan penjajah. Bangunan berbentuk lonceng besar ini dirancang menyerupai 'bajra' atau lonceng suci yang digunakan para pendeta Hindu dalam upacara keagamaan. Filosofinya menggambarkan kekuatan spiritual, keteguhan hati, dan tekad yang tak pernah padam dalam mempertahankan kedaulatan.

Diresmikan pada 2003, monumen ini bukan sekadar destinasi wisata, tetapi ruang edukasi sejarah yang hidup. Di bagian dalamnya, terdapat 33 diorama yang menggambarkan perjalanan rakyat Bali dari masa prasejarah, penjajahan, hingga masa kemerdekaan Indonesia. 

Setiap ruang menghadirkan narasi visual yang kuat tentang bagaimana perjuangan rakyat Bali berlangsung di tengah tekanan kolonial, lengkap dengan detail kehidupan masyarakat pada masa itu.

Selain menjadi simbol perjuangan, Monumen Bajra Sandhi juga berfungsi sebagai ruang publik yang kerap menjadi lokasi kegiatan budaya, upacara adat, dan peringatan hari-hari besar nasional. Di sore hari, kawasan Lapangan Renon yang mengelilingi monumen ini ramai dikunjungi warga untuk berolahraga atau sekadar menikmati suasana Denpasar yang tenang. 

Bagi wisatawan, monumen ini menghadirkan pengalaman yang menggabungkan sejarah, arsitektur, dan spiritualitas dalam satu ruang yang menyentuh hati.

2. Museum Bali

Tak jauh dari jantung Kota Denpasar, Museum Bali berdiri sebagai arsip hidup yang merekam perjalanan panjang peradaban masyarakat Pulau Dewata. Didirikan pada tahun 1910 dan diresmikan kembali pada 1932, museum ini merupakan salah satu lembaga kebudayaan tertua di Indonesia yang masih aktif beroperasi. Di dalamnya tersimpan lebih dari 10.000 koleksi artefak yang mencerminkan kekayaan spiritual, sosial, dan artistik masyarakat Bali.

Koleksi yang ditampilkan mencakup beragam benda bersejarah seperti peralatan rumah tangga tradisional, senjata, ukiran kayu, perhiasan emas, hingga naskah lontar kuno yang berisi ajaran agama, pengobatan tradisional, serta filosofi kehidupan. Setiap koleksi tersusun rapi dalam empat bangunan utama yang merepresentasikan karakter budaya dari berbagai daerah di Bali, seperti Buleleng, Karangasem, dan Tabanan.

Bangunan museum yang memadukan arsitektur tradisional Bali dengan sentuhan kolonial memberikan kesan autentik dan hangat. Ornamen-ornamen di dinding serta ukiran khas pada gerbang utama menggambarkan keindahan estetika yang tak lekang waktu. Suasana hening dan teduh di taman sekitarnya membuat pengunjung dapat menikmati perjalanan waktu dengan khidmat.

Bagi wisatawan maupun pelajar, Museum Bali bukan sekadar tempat menyimpan benda kuno, melainkan ruang belajar yang mempertemukan masa lalu dan masa kini. Di sinilah akar budaya Bali dipelajari dan dijaga, agar tetap menjadi sumber inspirasi generasi berikutnya di tengah derasnya arus modernisasi.

3. Prasasti Blanjong

Terletak di kawasan Sanur, Denpasar Selatan, Prasasti Blanjong menjadi salah satu peninggalan paling berharga dalam sejarah Pulau Bali. Batu bertulis ini dipercaya sebagai bukti tertua dari peradaban tertulis di Bali, sekaligus menandai era pemerintahan Raja Sri Kesari Warmadewa pada abad ke-10 Masehi. Ditemukan pertama kali pada tahun 1932 oleh arkeolog Belanda, prasasti ini menjadi bukti nyata bahwa Bali telah mengenal sistem pemerintahan, administrasi, dan kebudayaan yang mapan sejak masa awal kerajaan.

Tulisan pada prasasti menggunakan kombinasi aksara Pallawa dan Kawi, dua sistem tulisan kuno yang umum digunakan di Nusantara pada masa itu. Teksnya mengisahkan tentang ekspedisi militer Raja Sri Kesari untuk memperluas wilayah kekuasaan, serta keberhasilannya dalam menegakkan kedaulatan di beberapa daerah. Melalui catatan tersebut, para peneliti dapat menelusuri hubungan historis antara Bali dan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara.

Kini, Prasasti Blanjong ditetapkan pemerintah daerah sebagai cagar budaya. Area sekitarnya telah ditata agar pengunjung dapat menikmati situs ini dalam suasana yang nyaman dan edukatif. 

Banyak wisatawan, pelajar, dan peneliti datang untuk melihat langsung peninggalan yang menjadi saksi awal perkembangan aksara dan sejarah politik di Pulau Dewata. Prasasti ini bukan hanya simbol kejayaan masa lalu, tetapi juga pengingat bahwa peradaban Bali telah lama berakar kuat dalam sejarah Indonesia. 

4. Pura Maospahit Denpasar

Di tengah hiruk-pikuk Kota Denpasar, berdiri sebuah pura kuno yang menyimpan jejak penting hubungan antara Bali dan Kerajaan Majapahit. Pura Maospahit, yang berlokasi di Jalan Sutomo, menjadi bukti kuat pengaruh kebudayaan Jawa Timur pada masa akhir abad ke-14 hingga awal abad ke-15.

Situs bersejarah ini diyakini dibangun oleh para pelarian Majapahit yang datang ke Bali setelah keruntuhan kerajaan besar tersebut di tanah Jawa.

Arsitektur Pura Maospahit menunjukkan ciri khas gaya Majapahit yang berpadu dengan sentuhan lokal Bali. Dinding bata merah yang mendominasi bangunan, pintu gerbang candi bentar yang kokoh, serta relief berpola flora dan fauna menjadi identitas kuat dari masa transisi dua kebudayaan besar Nusantara. 

Meski telah beberapa kali direnovasi akibat gempa dan faktor usia, bentuk asli serta nilai historisnya tetap dijaga dengan cermat.

Pura ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai ruang perenungan dan pembelajaran sejarah. Bagi masyarakat sekitar, Pura Maospahit menjadi simbol kesinambungan antara ajaran leluhur, nilai spiritual, dan warisan arsitektur klasik yang tak ternilai. Setiap upacara keagamaan diadakan dengan penuh khidmat, mencerminkan penghormatan mendalam terhadap masa lalu yang membentuk identitas Bali hari ini.

Kini, Pura Maospahit kerap dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara yang ingin menyaksikan langsung wujud akulturasi budaya antara Bali dan Majapahit. Di tengah modernisasi Denpasar yang kian pesat, pura ini berdiri teguh sebagai saksi bisu pertemuan sejarah dua peradaban besar Nusantara yang masih hidup hingga kini.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Arga Sumantri)