Penjelasan Ahli Nuklir UGM Terkait Pencemaran Limbah Radioaktif di Serang

Satgas Cesium-137 melalui Menteri Lingkungan Hidup menetapkan kawasan Industri Modern Cikande, di Kabupaten Serang, Banten menjadi Kejadian Khusus Pencemaran Radiasi. Dokumentasi/ Metro TV

Penjelasan Ahli Nuklir UGM Terkait Pencemaran Limbah Radioaktif di Serang

Ahmad Mustaqim • 3 October 2025 17:33

Yogyakarta: Ahli Nuklir dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Yudi Utomo Imardjoko, menyebut limbah radioaktif atau material Cesium-137 (Cs-137) yang ditemukan di Serang, Banten, memiliki kadar radiasi yang cukup tinggi. Ia mengatakan penanganan dampak limbah itu perlu langkah panjang.

"Saya lihat itu memang radiasinya cukup tinggi tapi sudah mulai dimasukkan ke dalam tong. Namun situ agak terlambat, tapi daripada tidak. Itu sudah dilakukan dan berjalan baik," kata Yudi saat dihubungi, Jumat, 3 Oktober 2025.
 

Baca: Terpapar Radioaktif di Serang, 9 Orang Dirawat
 
Yudi mengatakan area yang sudah terkontaminasi limbah radioaktif  harus dilakukan dekontaminasi dan tanahnya yang tercemar limbah disimpan di dalam tong dengan rapat. Pasalnya limbah tersebut sangat membahayakan untuk manusia.

"Sebetulnya Cs-137 tidak boleh keluar. Itu kalau dalam medis dipakai pengobatan kanker dan sebagainya selalu dalam bentuk kapsul, tidak pernah keluar dari kapsul. Ini sangat mengagetkan karena kok bisa di tanah, di tempat peleburan besi. Kan jauh sekali, tidak di medis," jelas Yudi.

Yudi mengungkapkan limbah tersebut hanya diproduksi manusia dari reaktor nuklir, bukan dari alam. Limbah tersebut mesti disimpan hingga 30 tahun agar unsur yang membahayakan atau radiasi tidak menyebar.

"Disimpan maksimal 30 tahun itu karena umur radiasinya segitu. Jadi harus diawasi terus selama 30 tahun. Kecuali sudah disitu cukup lama, mungkin 5-6 tahun. Kalau baru ya 30 tahun," beber Yudi.

Ia merasa janggal mengapa ada limbah radioaktif di lokasi tersebut. Terlebih Indonesia tak memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

"Jadi agak aneh, kenapa bisa ada di Indonesia. Indonesia itu tidak punya PLTN. Kedua, ada tiga reaktor nuklir Indonesia, di Serpong, Bandung, dan Yogyakarta. Tetapi bahan bakar yang mengandung cesium itu dikembalikan negara asalnya, di Amerika. Jadi sebetulnya tidak boleh ada di Indonesia ini," ujarnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Deny Irwanto)