Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dody Hanggodo, meninjau lokasi ambruknya musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo. (Istimewa)
Amaluddin • 6 October 2025 22:51
Sidoarjo: Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo meninjau langsung lokasi runtuhnya Pondok Pesantren Al Khoziny di Gedangan, Sidoarjo pada Senin petang, 6 Oktober 2025. Pemerintah saat ini memprioritaskan proses penyelamatan korban sebelum melanjutkan ke tahap evaluasi teknis konstruksi bangunan.
“Kita fokus dulu pada proses save rescue yang dipimpin Basarnas. Saya belum bisa berkomentar soal aspek lain karena penyelamatan masih berlangsung,” kata Dody di sela kunjungan lapangan, Senin, 6 Oktober 2025.
Kedatangan Menteri bersama pejabat teknis Kementerian PU bertujuan memastikan penanganan darurat berjalan optimal. Evaluasi struktur bangunan baru akan dilakukan setelah seluruh korban berhasil dievakuasi dari lokasi.
“Setelah tim Basarnas dan BPBD menyelesaikan tugasnya, baru kami akan masuk ke pemeriksaan konstruksi dan rencana perbaikannya,” ujar Dody.
Kehadiran Kepala Basarnas di lokasi menjadi bukti perhatian serius pemerintah pusat terhadap musibah ini. Pemerintah terus memantau perkembangan lapangan dan menyiapkan langkah lanjutan untuk fase rehabilitasi.
“Dengan hadirnya Kepala Basarnas, itu sudah menunjukkan perhatian langsung dari Presiden. Setelah proses penyelamatan selesai, Kementerian PUPR akan bergerak menangani aspek teknisnya,” ucap Dody.
Menteri PUPR belum dapat memberikan kesimpulan mengenai penyebab runtuhnya bangunan. “Kami belum bisa bicara soal kemungkinan kegagalan konstruksi. Semua akan dikaji setelah evakuasi selesai,” tegas Dody.
Pemerintah berencana melakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh bangunan pondok pesantren di Indonesia. Evaluasi akan difokuskan pada bangunan bertingkat yang belum memiliki izin mendirikan bangunan.
“Kami akan evaluasi bertahap seluruh pondok pesantren bersama pemerintah daerah dan Kemendagri. Fokusnya pada keamanan dan kualitas bangunan agar kejadian seperti ini tidak terulang,” tutur Dody.
Menanggapi isu pelibatan santri di bawah umur dalam pembangunan, Dody meminta publik tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan. "Jangan langsung disimpulkan begitu. Ini kan santri, dari santri untuk santri. Jadi tidak bisa serta-merta dikatakan melibatkan anak di bawah umur,” kata Dody.
Kementerian PUPR akan mendampingi pemerintah daerah dalam memperkuat sistem pengawasan konstruksi di lembaga pendidikan keagamaan. “Kami akan lakukan perbaikan secara bertahap di seluruh daerah agar keselamatan santri menjadi prioritas,” pungkas Dody.