Logo WHO di kantor pusatnya di Jenewa, Swiss. (EPA)
Jakarta: Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang didirikan pada 1948 untuk mempromosikan kesehatan global dan menangani krisis kesehatan masyarakat. Bermarkas di Jenewa, Swiss, WHO diakui sebagai otoritas kesehatan global terkemuka dengan 194 negara anggota.
Cikal bakal WHO dimulai dari Konferensi Kesehatan Internasional di Paris pada 1851, yang merespons wabah kolera dan demam kuning di era industrialisasi. Organisasi ini kemudian resmi berdiri sebagai badan PBB setelah Perang Dunia II untuk menciptakan standar kesehatan global.
Organisasi ini dipimpin oleh Direktur Jenderal Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus dengan anggaran sebesar USD6,83 miliar untuk periode 2024–2025, yang berasal dari iuran anggota dan donasi sukarela. Keputusan strategis WHO ditetapkan oleh Majelis Kesehatan Dunia yang beranggotakan seluruh negara anggota.
Peran dan pencapaian
Dalam penanganan darurat kesehatan, WHO merespons konflik di Gaza, Sudan, dan Ukraina dengan menyediakan vaksin, logistik medis, serta evakuasi pasien. WHO juga mencatat lebih dari 1.200 serangan terhadap fasilitas kesehatan di 19 negara sepanjang 2023.
Di bidang pemantauan wabah, WHO memantau ancaman penyakit seperti
Covid-19, flu burung, dan polio melalui jaringan laboratorium global. Organisasi ini juga meluncurkan kampanye vaksinasi darurat, termasuk vaksinasi polio di Gaza pada 2024.
WHO mencatat pencapaian penting dalam pemberantasan penyakit, di antaranya keberhasilan memberantas cacar pada 1980 dan hampir menghilangkan polio. Selain itu, tujuh negara seperti Brasil, India, dan Vietnam berhasil menghapus penyakit tropis seperti kusta dan trachoma pada 2024 dengan dukungan WHO.
Dalam inovasi kesehatan, WHO menerbitkan panduan etis penggunaan kecerdasan buatan (AI) untuk diagnosis kanker dan tuberkulosis. Organisasi ini juga berupaya meminimalkan risiko privasi data dan disinformasi dalam penerapan teknologi kesehatan.
WHO turut menyoroti dampak perubahan iklim terhadap kesehatan, seperti gelombang panas, banjir, dan polusi udara yang memengaruhi 3,5 miliar orang. Untuk itu, WHO mengembangkan sistem peringatan dini bagi penyakit menular terkait iklim.
Target ke depan
Ke depan, WHO menargetkan skema “Tiga Target Miliar” pada 2025, yakni satu miliar orang lebih terlindungi dari darurat kesehatan, satu miliar orang lebih menikmati jaminan kesehatan universal, serta satu miliar orang lebih mencapai kesejahteraan kesehatan yang lebih baik.
Sebagai penjaga standar kesehatan global, WHO berperan penting dalam koordinasi respons lintas negara terhadap wabah, penelitian penyakit dan pengembangan vaksin, serta perlindungan masyarakat rentan di zona konflik dan bencana. (
Muhammad Adyatma Damardjati)
Baca juga:
WHO: Asal Usul COVID-19 Masih Misteri, Minim Bukti dari Wuhan