Ilustrasi. Antrean masyarakat di salah satu agen gas LPG 3 kg di kawasan Jalan Suryani, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin, 3 Februari 2025.
Ahmad Mustaqim • 3 February 2025 16:18
Yogyakarta: Sejumlah warga Yogyakarta menganggap kebijakan melarang pedagang eceran menjual gas elpiji 3 kilogram (Kg) dinilai bisa berimbas positif. Pasalnya, sebagian pengecer menjual harga gas melon itu lebih mahal.
Edy, warga Kulon Progo, Yogyakarta, mengatakan beberapa kali sempat membeli gas melon dengan harga Rp20 ribu hingga Rp23 ribu per tabung. Padahal, ada pedagang yang menjual Rp18 ribu per tabung dan masih untung.
"Kalau pengecer kadang memang ada yang jual segitu nilainya. Kalau pengecer tidak boleh harganya seharusnya bisa lebih murah," kata dia pada Senin, 3 Februari 2025.
Beberapa waktu lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani sempat menyebut harga asli gas melon Rp12.750 per tabung. Namun, penjualan di lapangan di atas nominal itu.
Edy mengaku tak terlalu mempersoalkan itu. Tapi yang menurutnya penting yakni penjualan dilakukan dengan harga yang tak memberatkan.
"Kalau harga aslinya memang Rp12.750 atau di bawah Rp18 ribu, dijual sampai Rp22 ribu, Rp23 ribu per tabung kan mengambil keuntungannya terlalu besar. Kasihan masyarakat di pedesaan," ujarnya.
Baca:
Elpiji Melon Hanya Boleh Dibeli di Agen, Istana: Agar Tepat Sasaran |