Presiden Republik Turki Siprus Utara, Ersin Tatar. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 23 July 2025 12:45
Istanbul: Presiden Republik Turki Siprus Utara (TRNC), Ersin Tatar, menegaskan bahwa Solusi Dua Negara merupakan tujuan dan harapan kolektif yang paling realistis dalam penyelesaian isu Siprus. Hal ini disampaikan Tatar dalam konferensi pers usai menghadiri sebuah upacara di Istanbul, Selasa, 22 Juli 2025, dalam rangka memperingati 51 tahun Operasi Perdamaian Siprus.
“Solusi dua negara adalah aspirasi kita semua dan merupakan langkah yang paling tepat,” ujar Tatar, seperti dikutip Anadolu Agency, Rabu, 23 Juli 2025. Ia menyatakan bahwa dalam lima tahun terakhir, berkat dukungan penuh dari Turki, posisi diplomatik TRNC di berbagai platform internasional semakin menguat.
Tatar mencontohkan keanggotaan TRNC dalam Organisasi Negara-Negara Turki (OTS), Organisasi Kerja Sama Ekonomi (ECO), dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) sebagai bukti keberhasilan diplomasi luar negeri yang konsisten.
Presiden Tatar juga memperingatkan bahwa model solusi federasi akan menempatkan warga Turki Siprus dalam posisi rentan. Menurutnya, sistem federasi hanya akan mengurangi komunitas Turki menjadi minoritas, menghapus peran Türkiye sebagai negara penjamin, serta melemahkan eksistensi identitas Turki di kawasan Mediterania Timur.
“Dengan kedok federasi, keberadaan Türkiye akan terancam ditarik dari Siprus, dan hal ini akan mengakibatkan hilangnya pengaruh geopolitik Turki di kawasan,” tegas Tatar.
Ia mengingatkan bahwa kawasan Mediterania Timur memiliki arti strategis besar, bukan hanya dari segi daratan, tetapi juga mencakup yurisdiksi maritim, landas kontinen, zona ekonomi eksklusif (ZEE), dan wilayah udara.
Dalam resepsi peringatan “Hari Perdamaian dan Kebebasan,” Tatar kembali menegaskan komitmen kehadiran pasukan militer Türkiye di wilayah TRNC sebagai kekuatan penangkal permanen.
“Turki Siprus tidak akan pernah dibiarkan sendirian,” katanya. Ia juga menyebut konsep "Tanah Air Biru" sebagai representasi penting bagi kedaulatan Türkiye di kawasan Mediterania Timur dan dunia Turkik secara keseluruhan.
Tatar menegaskan bahwa jika perjanjian perdamaian suatu hari disepakati, maka itu hanya akan ditandatangani di atas dasar yang bermartabat, dengan Türkiye tetap sebagai penjamin dan kehadiran militer Turki sebagai jaminan keamanan.
Presiden TRNC juga menyoroti hubungan ekonomi yang terus berkembang antara TRNC dan Türkiye. Menurutnya, nilai perdagangan bilateral tahunan mendekati angka 3 miliar dolar AS, dan perdagangan dengan lebih dari 100 negara telah berlangsung.
Selain itu, ia juga menyebut kemajuan sektor pariwisata, khususnya dengan pembukaan sebagian wilayah Maras yang sebelumnya ditutup, sebagai langkah signifikan dalam meningkatkan daya tarik TRNC sebagai destinasi wisata. (Muhammad Reyhansyah)
Baca juga: Kapal Pengangkut 300 Ton Lebih Makanan Tinggalkan Siprus Menuju Gaza