Kapal Pengangkut 300 Ton Lebih Makanan Tinggalkan Siprus Menuju Gaza

Kapal bantuan kemanusiaan terlihat di kejauhan dari pesisir Jalur Gaza, 15 Maret 2024. (EPA)

Kapal Pengangkut 300 Ton Lebih Makanan Tinggalkan Siprus Menuju Gaza

Willy Haryono • 31 March 2024 09:04

Larnaca: Kapal-kapal yang membawa 332 ton makanan menuju Jalur Gaza telah meninggalkan pelabuhan Larnaca di Siprus pada hari Sabtu kemarin. Konvoi tersebut diperkirakan mencapai Gaza awal pekan depan.

Melansir dari Gulf Times, Minggu, 31 Maret 2024, ini adalah pengiriman kedua bulan ini, setelah Israel melonggarkan blokade laut selama 17 tahun ke Gaza untuk memungkinkan masuknya bantuan dari Siprus. Bantuan ini bersumber dari World Central Kitchen (WCK) asal Amerika Serikat (AS) untuk warga Palestina yang kelaparan.

Bantuan tersebut akan dibawa ke Gaza dengan kapal kargo dan tongkang yang ditarik kapal penyelamat, bersama dengan kapal tunda yang membawa tim pendukung dalam perjalanan yang akan memakan waktu sekitar 60 jam.

Pihak berwenang Siprus, bekerja sama dengan Israel, telah membangun koridor maritim untuk memfasilitasi kargo yang telah disaring dan tiba langsung di Gaza.

WCK, yang telah aktif di Gaza selama berbulan-bulan, mengatur misi tersebut dengan badan amal Open Arms Spanyol, dengan pendanaan terutama dari Uni Emirat Arab dan dukungan dari otoritas Siprus.

Dalam misi pertamanya pada awal Maret, mereka membangun dermaga darurat dari puing-puing untuk menurunkan hampir 200 ton makanan di Gaza, yang tidak memiliki fasilitas pelabuhan. Konvoi terbaru mencakup dua forklift dan satu derek untuk membantu pengiriman laut di masa depan, serta satu tim untuk mengoperasikan derek tersebut.

Secara terpisah, AS berencana membangun dermaga terapung di lepas pantai Gaza untuk menerima bantuan. Target penyelesaiannya adalah 1 Mei, namun bisa selesai sekitar 15 April, kata Presiden Siprus Nikos Christodoulides pada Jumat malam, mengutip pengarahan dengan para pejabat AS pada awal pekan ini.

PBB telah memperingatkan bahwa kelaparan akan segera terjadi di Jalur Gaza utara, tempat 300.000 orang terjebak akibat pertempuran. Lebih dari separuh penduduk Gaza yang berjumlah 2,3 juta jiwa akan menghadapi kelaparan di bulan Juli.

Badan-badan bantuan mengatakan makanan yang dikirim melalui laut ke Gaza, meski diterima dengan baik, tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, dan mereka mendesak Israel untuk mengizinkan lebih banyak bantuan datang melalui darat.

Para pejabat PBB menuduh Israel memblokir pasokan kemanusiaan ke Gaza. Israel menolak tuduhan tersebut, dan mengatakan bahwa pengiriman bantuan setelah berada di wilayah tersebut adalah tanggung jawab PBB dan badan-badan kemanusiaan.

Baca juga:  Akhirnya Kapal Pertama Bawa Bantuan Kemanusiaan dari Siprus ke Gaza Tiba

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)