5 Tahun Terakhir, Angka Penderita HIV/AIDS di Kota Bandung Tertinggi se-Jabar

Ilustrasi AIDS/Metro TV/Medcom.id

5 Tahun Terakhir, Angka Penderita HIV/AIDS di Kota Bandung Tertinggi se-Jabar

Media Indonesia • 29 July 2025 15:17

Bandung: Data dari Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kota Bandung Jawa Barat (Jabar) mencatat dalam kurun waktu lima tahun terakhir jumlah kasus penderita HIV/AIDS, terus mengalami lonjakan, bahkan angkanya menjadi yang tertinggi di wilayah Jabar. HIV/AIDS adalah kondisi medis serius yang memengaruhi sistem kekebalan tubuh manusia. 

Data dari KPA Kota Bandung tercatat dari tahun 1991 hingga Januari 2025 telah ditemukan 9.784 kasus HIV positif, angka ini mengalami peningkatan 20 hingga 30 persen per tahun. Dari jumlah kasus HIV/AIDS di Kota Bandung tersebut, sebanyak 65 persen atau 6.370 ODHIV dinilai telah patuh dalam menjalani pengobatan ARV, sedangkan 35 persen yang lainnya masuk kategori Lost to Follow.

Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung Sony Adam menyatakan, banyaknya kasus HIV/AIDS tersebut merupakan dampak dari semakin masifnya pemeriksaan atau skrining di fasilitas kesehatan.

“Kalau kita sering skrining, kasusnya jadi ketahuan banyak, tentu ini menjadi suatu isu yang kurang bagus,” kata Sony di Bandung, Selasa, 29 Juli 2025.
 

Baca: 83 Orang di Tasikmalaya Positif HIV/AIDS

Menurut Sony, kondisi tersebut seperti fenomena gunung es yang tampak di permukaan hanya sebagian kecil, tetapi kenyataannya lebih besar. Sehingga kondisi ini tak bisa dihindari dan perlu ada penanganan dan bagi para penderita HIV. Di sisi lain, dia menyoroti pentingnya menghapus stigma dan diskriminasi terhadap penderita HIV/AIDS tersebut, terutama anak-anak yang kerap dikucilkan.

“Yang penting mereka sudah ketahuan (positif HIV) terus diobatin. Jadi hanya untuk mencari orang yang ketahuan, dia positif, diedukasi, mau berobat, sehingga dia dapat hidup normal. Kepatuhan penderita dalam mengkonsumsi obat menjadi kunci utama keberhasilan terapi,” tuturnya.

Sony menambahkan, Dinkes terus melakukan pencegahan dengan menggencarkan edukasi mengenai kesehatan reproduksi dan perilaku seksual yang sehat. Edukasi itu penting, itu promosi supaya mereka sadar untuk hidup, melakukan perilaku seksual yang sehat itu seperti apa. 

“Kan kesehatan paripurna itu ada promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative. Selain itu, edukasi berbasis media sosial kini jadi ujung tombak karena lebih mudah menjangkau kalangan muda yang aktif di dunia digital. Kita pakai medsos juga, ada akun-akun promosi kesehatan dari Dinkes, itulah yang lebih utama, lebih valid, dan lebih bisa dipertanggungjawabkan,” terangnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Whisnu M)