83 Orang di Tasikmalaya Positif HIV/AIDS

Ilustrasi AIDS/Metro TV/Medcom.id

83 Orang di Tasikmalaya Positif HIV/AIDS

Media Indonesia • 16 July 2025 17:24

Tasikmalaya: Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, mencatat penderita virus imunodefisiensi manusia (HIV) tahun ini masih mengalami peningkatkan sejak bulan Januari 2004 hingga Juni 2025 secara komulatif mencapai 1.518 kasus.

Peningkatan tersebut menyebabkan delapan orang meninggal dan Dinas Kesehatan terus perbanyak skrening hingga totalnya sudah mencapai 177.984 orang.
 

Baca: 81 Kasus HIV/AIDS Ditemukan di Kudus Periode Januari-Juni, Mayoritas Laki-Laki
 
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat, mengatakan peningkatan kasus virus imunodefisiensi manusia (HIV) sejak bulan Januari hingga Juni 2025 telah ada penambahan kasus setelah dilakukan skrening usia produktif berisiko tinggi pada masyarakat. Namun berdasarkan hasil pemeriksaan kepada 10.071 orang melalui skrening tercatat ada 83 orang positif di antaranya 8 meninggal.

"Kasus HIV/AIDS di Kota Tasikmalaya sejak Januari hingga Juni 2025 tercatat 8 orang meninggal, berdasarkan usia 1-10 tahun 1 kasus, 11-20 tahun 13 kasus, 21-30 tahun 46 kasus atau 54 persen, 31-40 tahun 18 kasus atau 22 persen, 41-50 tahun 3 kasus, 51-60 tahun 3 kasus. Namun, kasus paling banyak hubungan sejenis lelaki seks dengan lelaki (LSL) atau usia produktif dari kalangan pelajar, mahasiswa dan pekerja," kata Uus di Tasikmalaya, Rabu, 16 Juli 2025.

Uus mengatakan kasus HIV/AIDS memang cenderung mengalami peningkatan cukup signifikan terjadi sejak 2022 tercatat 145 kasus, 2023 tercata 145 kasus, 2024 ada 169 kasus dan 2025 ada 83 kasus. Akan tetapi kelompok risiko yang tertular HIV/AIDS antara lain lelaki seks dengan lelaki (LSL), waria, wanita pekerja seks (WPS) dan usia produktif rentan terpapar.

"Kasus HIV/AIDS di Kota Tasikmalaya yang terpapar paling tinggi berada di Kecamatan Cihideung 189 kasus, Tawang 189 kasus, Cipedes 147 kasus disusul oleh kecamatan lain di bawahnya. namun, kelompok usia produktif memang sangat rentan meski selama ini ditemukan usia 1 tahun terpapar HIV/AIDS ketika lahir dan Dinas Kesehatan berupaya melakukan pengobatan gratis pada pasien dengan memberikan obat antiretroviral (ARV)," jelasnya.

Menurutnya peningkatan kasus HIV/AIDS menjadi perhatian semua pihak lantaran selama ini banyak usia produktif meningkat cukup signifikan dan berbagai upaya pencegahan masih terus dilakukan dengan memeriksa masyarakat berisiko tinggi termasuk ibu hamil. Akan tetapi pemeriksaan yang terus dilakukan pada risiko tinggi untuk jenis kelamin laki-laki tercatat 69 orang atau 85 persen, perempuan 14 atau 15 persen.

"Kami akan terus melakukan edukasi agar masyarakat dapat melakukan pemeriksaan karena penyakit tersebut rentan infeksi. Saya mengingatkan kembali dalam kasus HIV/AIDS dapat disembuhkan meski harus rajin berobat dan tidak berpotensi menular melalui salaman, pelukan, berbagi alat makan, air ludah, keringat, pengguna alat toilet, tapi menularkan melalui cairan tubuh, darah, air susu ibu, sperma, vagina," ujarnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Deny Irwanto)