Hujan deras mengguyur salah satu kota di Tiongkok. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 4 August 2025 14:46
Beijing: Pemerintah kota Beijing di Tiongkok menetapkan status siaga tertinggi untuk hujan deras di sebagian besar wilayah perbukitan pada Senin, 4 Agustus 2025, dan mengimbau warga untuk tidak keluar rumah kecuali dalam keadaan mendesak. Langkah ini diambil setelah puluhan orang meninggal dunia akibat banjir paling mematikan yang melanda ibu kota Tiongkok sejak 2012.
Mengutip dari Times Live, Badan Meteorologi Tiongkok memperingatkan bahwa curah hujan hingga 200 milimeter dapat mengguyur beberapa bagian kota Beijing dalam kurun waktu enam jam mulai tengah hari. Sebagai perbandingan, kota dengan populasi 22 juta jiwa ini rata-rata menerima 600 milimeter hujan dalam setahun.
Akhir bulan lalu, setidaknya 44 orang tewas di Beijing akibat hujan deras yang berlangsung selama beberapa hari. Sebagian besar korban adalah penghuni panti jompo di Distrik Miyun, wilayah timur laut Beijing, yang terjebak air bah yang naik secara tiba-tiba.
Tragedi tersebut mendorong pemerintah untuk mengakui adanya kelemahan dalam rencana penanggulangan cuaca ekstrem.
Senin ini, enam dari 16 distrik di Beijing, yakni Mentougou, Fangshan, Fengtai, Shijingshan, Huairou, dan Changping, berada dalam status siaga merah untuk hujan deras. Seluruh distrik tersebut terletak di wilayah pegunungan sebelah barat dan utara kota.
Pemerintah setempat memperingatkan bahwa risiko banjir bandang dan tanah longsor berada pada level “sangat tinggi”.
Pada musim panas 2012, sebanyak 79 orang meninggal dalam peristiwa banjir paling mematikan di Beijing dalam ingatan kolektif warganya. Distrik Fangshan menjadi daerah terdampak terparah, di mana seorang warga melaporkan air naik setinggi 1,3 meter hanya dalam 10 menit.
Topografi Beijing digambarkan sebagian ahli sebagai “perangkap hujan”, dengan barisan pegunungan di sisi barat dan utara yang memerangkap udara lembap dan memperkuat intensitas curah hujan.
Sementara itu, di Provinsi Guangdong bagian selatan pada akhir pekan lalu, jenazah lima orang ditemukan setelah operasi pencarian besar-besaran yang melibatkan lebih dari 1.300 personel penyelamat.
Kelima korban dilaporkan terseret arus air deras setelah hujan ekstrem yang mengguyur kawasan itu sejak Jumat malam, demikian dilaporkan kantor berita resmi Xinhua pada Minggu, 3 Agustus.
Baca juga: Banjir di Tiongkok Tewaskan Puluhan Orang, Termasuk 31 di Panti Jompo