Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Husen Miftahudin • 10 March 2025 15:52
Jakarta: Direktur PT HM Sampoerna Tbk (Sampoerna) berkomitmen untuk meningkatkan kolaborasi untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional. Sampoerna mengintegrasikan prinsip keberlanjutan dalam setiap aktivitas perusahaan di bawah Payung Program Keberlanjutan 'Sampoerna untuk Indonesia', yang berfokus pada Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola.
"Sampoerna dan PMI melakukan investasi berkelanjutan, hilirisasi, inovasi, penyerapan tenaga kerja, pengembangan sumber daya manusia, ekspor, dan penciptaan nilai tambah untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi pemerintah sebesar delapan persen yang dicanangkan oleh pemerintah serta menjadi bagian dari kemajuan bangsa," ucap Presiden Direktur Sampoerna Ivan Cahyadi, dikutip dari keterangan tertulis, Senin, 10 Maret 2025.
Industri tembakau merupakan salah satu contoh yang baik dari industri hilirisasi yang sukses di Indonesia. Hilirisasi industri tembakau ini tercermin dari seluruh rantai pasok bisnis Sampoerna, mulai dari hulu hingga hilir.
Di hulu, Sampoerna bermitra dengan lebih dari 22 ribu petani tembakau dan cengkih lokal, memastikan bahan baku berkualitas tinggi. Selanjutnya, Sampoerna melibatkan 1.700 pemasok lokal yang berperan penting dalam proses produksi.
Di hilir, Sampoerna menyediakan lapangan kerja bagi lebih dari 90 ribu karyawan, baik secara langsung maupun tidak langsung, di 9 fasilitas produksi milik Sampoerna dan 43 Mitra Produksi Sigaret (MPS) yang dimiliki oleh pengusaha daerah dan/atau koperasi daerah yang tersebar di Pulau Jawa.
"Selain itu, Sampoerna juga bermitra dengan lebih dari 1,5 juta peritel yang tersebar di seluruh Indonesia," papar dia.
Ekosistem kuat ini didukung oleh investasi PMI yang bernilai lebih dari USD6,4 miliar sejak 2005. Sampoerna juga telah melakukan ekspor produk ke lebih dari 30 pasar di Asia Pasifik, termasuk untuk produk tembakau inovatif bebas asap IQOS/TEREA.
Pada saat yang bersamaan, Sampoerna memastikan produk tembakau hanya dipasarkan bagi konsumen dewasa yang memutuskan untuk menggunakan produk tembakau atau nikotin. Perusahaan terus mendorong kesadaran publik tentang larangan penjualan produk tembakau bagi anak di bawah umur 21 tahun.
Saat ini, Sampoerna bekerja sama dengan 1,5 juta mitra peritel dan telah mengedukasi para pengecer dengan memberikan informasi melalui surat edaran dan menempatkan materi Youth Access Prevention (YAP) di toko-toko.
"Selain itu, Sampoerna terus mencari cara inovatif untuk berkontribusi bagi masyarakat luas termasuk UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional. Melalui Sampoerna untuk Indonesia, perusahaan telah dan terus memberdayakan UMKM, termasuk toko kelontong," urai Ivan.
Baca juga: Danantara Makin Dilirik Investor, IHSG Kembali Menguat |