Perkuat Keselamatan, Ekonomi Biru, dan Tata Kelola Laut Berkelanjutan, Indonesia Luncurkan Ocean Centre

Ilustrasi. Medcom

Perkuat Keselamatan, Ekonomi Biru, dan Tata Kelola Laut Berkelanjutan, Indonesia Luncurkan Ocean Centre

Achmad Zulfikar Fazli • 15 July 2025 18:50

Jakarta: Setelah diluncurkan secara global di Konferensi Laut PBB 2025 di Nice, inisiatif Ocean Centres resmi dimulai di Indonesia melalui acara yang diselenggarakan oleh UN Global Compact Network Indonesia (IGCN), dengan dukungan penuh dan kolaborasi strategis dari Kementerian PPN/Bappenas. Acara ini mempertemukan para pemimpin dari pemerintah, dunia usaha, akademisi, serikat pekerja, asosiasi, sektor keuangan, dan pemangku kepentingan lainnya untuk mendorong terciptanya ekonomi kelautan yang lebih aman, inklusif, dan berkelanjutan.

“Keamanan laut dan keberlanjutan lingkungan bukan sekadar isu teknis, tetapi fondasi pembangunan ekonomi biru Indonesia. Ocean Centre Indonesia menjadi wadah penting untuk menyatukan kepakaran dan komitmen lintas sektor dalam satu kerangka kolaboratif yang konkret,” ujar Wakil Menteri PPN/Wakil Kepala Bappenas, Febrian Alphyanto Ruddyard, dalam keterangannya, Selasa, 15 Juli 2025.

Deputi Bidang Pangan, Sumber Daya Alam, dan Lingkungan Hidup di Kementerian PPN/BappenasLeonardo A. A. T. Sambodo, menekankan peran strategis Indonesia dalam mendorong ekonomi kelautan yang aman dan berkelanjutan. Dia menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor dan menyambut baik keselarasan inisiatif Ocean Centres dengan Roadmap Blue Economy RI (2023-2045). Dia juga mengajak seluruh pihak untuk mendukung dan terlibat aktif dalam inisiatif ini sebagai bagian dari agenda nasional menuju tata kelola kelautan yang lebih terintegrasi, inklusif, dan berkelanjutan.

Ocean Centres adalah inisiatif jangka panjang dari UN Global Compact’s Ocean Stewardship Coalition (OSC) yang didukung oleh Lloyd’s Register Foundation. Pusat-pusat ini telah dibentuk di tujuh negara, yakni Brasil, Ghana, Kenya, India, Bangladesh, Indonesia, dan Filipina, masing-masing dirancang untuk menangani tantangan keselamatan di tingkat regional dan mendorong solusi yang dipimpin secara lokal. Ocean Centre telah resmi diluncurkan di India dan Filipina, disusul oleh Indonesia. Peluncuran di Ghana, Kenya, dan Bangladesh direncanakan berlangsung antara Juli dan Agustus 2025.

“Kami meyakini keselamatan laut merupakan prasyarat mendasar bagi terciptanya ekonomi laut yang inklusif dan berkelanjutan. Dukungan kami terhadap Ocean Centres mencerminkan komitmen Lloyd’s Register Foundation untuk membangun kapasitas lokal dan memperkuat ketahanan industri serta komunitas maritim di seluruh dunia,” ujar Senior Programme Manager, Lloyd’s Register Foundation, Dagmara Karbowska.

Sementara itu, dari pihak UN Global Compact, Erik Giercksky, Head Ocean Stewardship Coalition, UN Global Compact Senior Advisor Ocean Centers mengatakan Ocean Centres adalah platform katalis untuk aksi nyata lintas sektor dalam mewujudkan tata kelola laut yang adil, aman, dan berkelanjutan.

"Kehadiran pusat ini di Indonesia adalah bagian penting dari komitmen global untuk mempercepat transformasi maritim," ujar dia.
 

Baca Juga: 

Penerapan Kebijakan Mitigasi Risiko Lebih Realistis Ketimbang Zero Tolerance


Inisiatif ini berfokus pada empat area aksi utama, yakni perkapalan dan pelabuhan, perikanan tangkap dan budidaya, energi terbarukan lepas pantai, serta keuangan dan investasi. Keempat area tersebut dipilih berdasarkan kebutuhan strategis nasional dan konsultasi dengan para pemangku kepentingan.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif IGCN, Josephine Satyono, percaya jika keselamatan dan keberlanjutan ditempatkan sebagai nilai dasar, bukan hanya kewajiban regulatif, maka tidak hanya membangun industri yang lebih kuat, tetapi masa depan yang lebih adil dan berdaya tahan.

Acara peluncuran ini juga mencakup penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Bappenas dan IGCN, deklarasi dukungan dari perusahaan terkemuka, serta diskusi panel dan sesi dialog dengan para pelaku industri, regulator, dan asosiasi pekerja dan pengusaha, NGO dan akademisi.

President UN Global Compact Network Indonesia, Y.W. Junardy, percaya perubahan sistemik hanya dapat terjadi bila dilakukan secara kolektif dan inklusif. Dalam semangat itu, pihaknya mengajak seluruh Champion Companies, Knowledge Partners, Ally Partners, dan lembaga-lembaga pemerintah untuk terus bersama dalam menyusun kebijakan, mendukung regulasi, dan memperkuat ekosistem bisnis yang bertanggung jawab.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Achmad Zulfikar Fazli)