Ratusan Rumah Nelayan di Pesisir Tangerang Segera Ditata

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang mengubah 110 unit rumah nelayan yang tidak layak huni di kawasan Tanjung Kait, Desa Tanjung Anom, Kecamatan Mauk.

Ratusan Rumah Nelayan di Pesisir Tangerang Segera Ditata

Hendrik Simorangkir • 15 July 2025 13:33

Tangerang: Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang menata 110 unit rumah nelayan tidak layak huni di kawasan Tanjung Kait, Desa Tanjung Anom, Kecamatan Mauk. Kawasan itu diubah untuk penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat setempat.

Bupati Tangerang, Maesyal Rasyid mengatakan, pembangunan kawasan hunian nelayan itu dibiayai melalui skema pembiayaan bersumber Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Tangerang dan kolaborasi pihak ketiga seperti Habitat for Humanity Indonesia

"Program rumah layak huni itu kami wujudkan melalui pembangunan kawasan permukiman nelayan di kawasan Tanjung Kait Desa Tanjung Anom, Kecamatan Mauk, kolaborasi keren antara Pemerintah Kabupaten Tangerang, Habitat for Humanity Indonesia, Prudential dan PIK 2," ujarnya, Selasa, 15 Juli 2025.

Maesyal mengajak semua komponen untuk ikut membangun rumah warga Kabupaten Tangerang yang tidak layak huni. Ini upaya untuk penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.

"Ketika sudah masuk dalam program unggulan, maka penanganan rumah tidak layak huni dan kawasan kumuh menjadi prioritas, termasuk pembiayaannya. Ini merupakan program unggulan Pemkab Tangerang bernama Sistem Lingkungan yang Aman Ramah dan Berkesinambungan (Selaras)," jelasnya.
 

Baca: Program Bebenah Kampung Wujudkan Rumah Sehat bagi Warga Prasejahtera

Penataan kawasan ini termasuk fasilitas utama  dan pendukung seperti infrastruktur jalan, air bersih, penerangan, pusat pelayanan  terpadu (Posyandu) dan balai warga. Juga sarana aktivitas ekonomi berupa dermaga dan tempat pengelolaan hasil laut atau Tempat Pengumpulan Ikan (TPI) dan Titik Penjualan Makanan Laut (TPML).

"Ayah nelayan aktivitas ke laut, anaknya sekolah SD, SMP, SMA gratis. Ibu-ibu nanti mengolah hasil laut yang dibawa pulang suaminya. Jadi istri nelayan harus bisa menopang pendapatan suaminya dengan memanfaatkan dermaga perahu dengan mengolah hasil laut tersebut," katanya. 

Maesyal menambahkan, dengan adanya dermaga, ke depan roda perekonomian masyarakat nelayan diharapkan akan berjalan dengan baik. Progres pembangunan 110 unit  rumah nelayan itu saat ini sudah mencapai tahap pemasangan dinding. Nantinya penataan teras rumah disesuaikan dengan keinginan para nelayan untuk membentang jala. 

Project Manager Habitat for Humanity Indonesia, Dwi Agustanti menuturkan, dalam revitalisasi kawasan meliputi kegiatan penanganan rumah tidak layak huni, sanitasi, dan akses air bersih itu dibutuhkan waktu pendekatan kepada masyarakat nelayan. 

"Tantangan paling berat menjelaskan kepada mereka kaitan luasan, misalnya semula memiliki usaha warung dalam penataan menjadi jalan. Tapi pada akhirnya mereka mengerti dan ikut terlibat membangun rumah mereka sendiri," kata Tanti.

Tanti menambahkan, 110 rumah nelayan yang dibangun itu berukuran 30 meter persegi per unit. Dan kemudian akan menjadi rumah hak milik dengan cara membayar cicilan.

"Sudah 23 kepala keluarga yang lunas membayar dan memiliki rumah yang saat ini dalam proses pembangunan," katanya. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Whisnu M)