Lebih dari 81.000 Warga Sipil Mengungsi Akibat Konflik di El-Fasher

Warga Sudan mengungsi akibat krisis yang melanda di El-Fasher. Foto: Anadolu

Lebih dari 81.000 Warga Sipil Mengungsi Akibat Konflik di El-Fasher

Fajar Nugraha • 6 November 2025 20:10

Khartoum: Lebih dari 81.000 warga telah melarikan diri dari Kota El-Fasher dan desa-desa sekitarnya di Negara Bagian Darfur Utara, Sudan, sejak 26 Oktober akibat pertempuran dan situasi keamanan yang memburuk. Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) pada Rabu, 5 November 2025, melaporkan bahwa data awal mereka menunjukkan sebanyak 81.817 orang telah mengungsi dari wilayah tersebut.

IOM menekankan bahwa angka tersebut bersifat sementara karena kondisi keamanan yang masih tidak stabil dan perpindahan penduduk yang terus berubah.

Sebagian besar pengungsi masih berada di wilayah El-Fasher, sementara lainnya menyebar ke beberapa daerah di Darfur Utara seperti Kabkabiya, Mellit, Kutum, dan Tawila. IOM juga mencatat perpindahan dalam jumlah lebih kecil di beberapa negara bagian lain, termasuk White Nile, West Kordofan, Central Darfur, West Darfur, East Darfur, dan South Darfur.

“Situasi di lapangan tetap tegang dan berbahaya dengan keamanan yang tidak menentu serta perpindahan penduduk yang terus berlangsung,” tulis IOM dalam pernyataannya, seperti dikutip dari Anadolu, Kamis 6 November 2025.

Krisis ini terjadi setelah Pasukan Dukungan Cepat (RSF) merebut kendali atas Kota El-Fasher pada 26 Oktober. Kota tersebut merupakan ibu kota Darfur Utara dan memiliki posisi strategis di wilayah barat Sudan.

Menurut laporan berbagai lembaga lokal dan internasional, RSF melakukan serangkaian pembantaian terhadap warga sipil setelah merebut kota, yang memicu kekhawatiran akan terjadinya pemisahan wilayah secara de facto di negara yang telah lama dilanda perang ini.

Sementara itu, Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) memperingatkan bahwa kebutuhan keluarga yang melarikan diri dari El-Fasher ke Tawila meningkat lebih cepat dibandingkan dengan ketersediaan bantuan.

“Keluarga-keluarga yang datang ke Tawila dalam kondisi lelah, lapar, dan sangat membutuhkan perawatan,” ucap UNICEF dalam pernyataannya.

Lembaga tersebut menambahkan bahwa pihaknya tengah bekerja sama dengan mitra lokal untuk menyediakan makanan bergizi, air bersih, serta layanan kesehatan bagi anak-anak, namun sumber daya yang tersedia masih jauh dari cukup.

Sejak 15 April 2023, Sudan dilanda perang antara tentara nasional dan RSF yang belum menunjukkan tanda-tanda berakhir. Konflik ini telah menewaskan ribuan orang dan membuat jutaan lainnya kehilangan tempat tinggal.

Saat ini, RSF menguasai seluruh wilayah Darfur di bagian barat, kecuali sebagian kecil wilayah utara, sementara tentara pemerintah masih memegang kendali atas sebagian besar wilayah lain termasuk ibu kota, Khartoum.

(Keysa Qanita)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)