Eks Presiden Korsel Yoon Suk-yeol Diduga Sengaja Picu Ketegangan dengan Korut

Seoul: Jaksa khusus Korea Selatan kembali mendakwa mantan Presiden Yoon Suk-yeol atas tuduhan penyalahgunaan kekuasaan dan membantu negara musuh, terkait upayanya memberlakukan darurat militer pada 2024.

Menurut juru bicara jaksa, Yoon diduga berusaha memprovokasi konflik militer antara Korea Selatan dan Korea Utara sebagai dalih untuk memberlakukan darurat militer.

Mengutip dari The Straits Times, Senin, 10 November 2025, bukti berupa catatan di ponsel seorang pejabat militer menunjukkan adanya rencana provokasi terhadap Pyongyang dengan istilah seperti “drone” dan “serangan presisi."

Dalam memo yang ditemukan, Yoon bersama mantan Menteri Pertahanan Kim Yong-hyun dan mantan kepala intelijen militer Yeo In-hyung disebut berencana memancing serangan dari Korea Utara agar Yoon dapat mendeklarasikan darurat militer. Ketiganya kini menghadapi dakwaan tambahan dengan tuduhan serupa.

Tim jaksa menuduh Yoon dan bawahannya memerintahkan operasi rahasia menggunakan drone ke wilayah utara untuk memperburuk ketegangan antar-Korea dan membenarkan keputusan darurat militer.

Pada Oktober 2024, Korea Utara menuduh Seoul mengirimkan drone untuk menyebarkan selebaran anti-Kim Jong-un di wilayah Pyongyang, serta merilis foto sisa puing drone militer Korsel yang jatuh. Pemerintah Korea Selatan saat itu menolak mengonfirmasi apakah benar mereka mengirim drone tersebut.

Yoon dan Kim membantah bahwa langkah mereka bertujuan merugikan kepentingan nasional. Sementara Yeo, melalui media lokal, mengaku menyesal tidak menolak perintah Yoon, meski jaksa menilai alasannya tidak masuk akal.

Baca juga:  Korea Selatan Perpanjang Penyelidikan Mantan Presiden Yoon dan Istrinya