Pemprov DKI Sebut Butuh Waktu Turunkan Harga Beras

Ilustrasi. Foto: Medcom.id

Pemprov DKI Sebut Butuh Waktu Turunkan Harga Beras

Putri Anisa Yuliani • 16 February 2024 16:41

Jakarta: Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta terus memantau pendistribusian 10 ribu ton beras yang dilakukan oleh PT Food Station Tjipinang Jaya (FS) ke ritel-ritel. Hal itu dilakukan untuk menurunkan harga beras.

Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta Suharini Eliawati (Eli) menyatakan harga beras tidak bisa langsung turun meski pasokan beras sudah membanjiri ritel. Butuh proses menurunkan harga beras.

"Tentu saja ini ada prosesnya. Tidak serta merta digelontorkan terus harga turun. Tapi target kita begitu. Namun demikian, saya sampaikan berterima kasih pada media kita menyampaikan bahwa stok pangan Jakarta pada jelang ramadan dan lebaran dalam kondisi cukup," kata Eli di Jakarta, Jumat, 16 Februari 2024.

PT FS, sambungnya, sudah mendistribusikan beras medium sejak Senin, 12 Februari 2024. Ia pun berharap program ini terus berjalan.

Eli menyampaikan, kelangkaan stok beras yang berdampak pada kenaikan harga beras disebabkan berkurangnya pasokan. Beberapa wilayah lumbung beras nasional saat ini belum memasuki masa panen. 
 

Baca juga: 

Pj Gubernur DKI Klaim Harga Beras di Jakarta Stabil


Sementara itu, Direktur Utama PT FS, Pamrihadi Wiraryo mengatakan, pihaknya sudah mulai mendistribusikan 10 ribu ton beras ke seluruh ritel se-Jabodetabek. Beras yang didistribusikan yang terdiri dari beras premium (komersial) dan stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) ke seluruh ritel se-Jabodetabek. 

Pendistribusian dilakukan oleh 30 Distribution Center (DC). Beras tersebut disuplai ke sekitar 5.000-6.000 ritel.

“Setengahnya sudah terkirim setengahnya hari ini semua. Pendistribusian sebanyak 300 ton beras setiap harinya,” ungkap Pamrihadi.

Pamrihadi menyampaikan, beras yang didistribusikan tersebut sudah dalam kemasan 5 kilogram. Sehingga dapat langsung dinikmati konsumen akhir dan tidak diperjualbelikan dan diperdagangkan lagi. 

Terkait harga, beras SPHP dijual di pasar modern maksimal Rp10.900 per kilogram. Sedangkan beras premium (komersial) dijual maksimal Rp13.900 per kilogram.

“Beras dikemas dalam kemasan lima kilogram. Mekanismenya, ritel modern membatasi agar semua pelanggannya kebagian, karena suplainya masih terbatas agar tidak terjadi rush atau efek kejut, maka dibatasi 10 - 15 kilogram per pelanggan,” urai Pamrihadi.

Dia menargetkan 10 ribu ton beras dapat terdistribusi ke seluruh ritel di Jabodetabek hingga Maret 2024 mendatang. Pamrihadi berharap, melalui percepatan pendistribusian, harga beras di tingkat konsumen yang saat ini sudah mencapai Rp17.000-Rp18.000 per kilogram bisa ditekan ke harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp13.900 untuk wilayah Jabodetabek.

“Alhamdulillah terjadi penurunan tiap hari, sekarang sudah di bawah angka Rp14.000-an. Mudah-mudahan akan menjadi Rp13.900 dalam waktu dekat,” tandas Pamrihadi.

Sementara itu, Sekjen Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Reynaldi Sarijowan mengatakan guyuran stok beras yang hanya ke ritel tidak akan mampu menurunkan harga beras. Sebab, upaya serupa tidak dilakuan terhadap pasar-pasar tradisional. Ada 153 pasar tradisional di Jakarta yang berada di bawah naungan Perumda Pasar Jaya.

"Jika pemerintah masih memiliki cadangan beras, di Bulog juga masih cukup maka fokus menggelontorkan beras SPHP maupun premium ke pasar-pasar, guna mampu menekan harga yang hari ini relatif lebih tinggi dibandingkan HET (harga eceran tertinggi)," kata Reynaldi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggi Tondi)