Ekonom Khawatirkan Kenaikan Tinggi Saham Teknologi

Salah satu saham dalam Magnificient Seven. Foto: Unsplash.

Ekonom Khawatirkan Kenaikan Tinggi Saham Teknologi

Arif Wicaksono • 24 February 2024 17:17

New York: Investor mengkhawatirkan potensi saham kelompok Magnificent Seven yang mendominasi pasar saham hingga tingkat yang mengkhawatirkan serta sikap para investor untuk meremehkan risiko resesi. Kelompok saham yang terdiri dari Microsoft, Apple, Nvidia, Amazon, Alphabet, Meta, dan Tesla secara kolektif bernilai lebih dari USD13 triliun, mewakili sekitar seperempat dari seluruh pasar saham AS.
 

baca juga:

Nvidia Bikin Dow Jones Cetak Rekor Tertinggi


 “Kecenderungan alami saya adalah mengatakan ini gila,”ujar Kepala Ekonomi Global di Deutsche Bank Jim Rea dikutip dari Business Insider, Sabtu, 24 Februari 2024.

 “Sebagai sejarawan ekonomi, saya memiliki bias yang meyakini bahwa hal ini tidak masuk akal dan tidak masuk akal serta memperingatkan kita akan masa-masa sulit yang akan datang,” tambahnya.

Read mencatat perusahaan-perusahaan raksasa teknologi tampaknya tidak terlalu dinilai terlalu tinggi ketika Investor memperhatikan mereka menghasilkan lebih banyak keuntungan di antara mereka dibandingkan negara lain.

"Ada spekulasi yang jauh lebih besar dan keuntungan yang jauh lebih kecil pada puncak gelembung dot-com," ujarnya.

Read juga memperingatkan pasar terlalu santai terhadap potensi resesi. Mereka sepenuhnya yakin bahwa Federal Reserve akan melakukan “soft landing” di mana mereka menekan inflasi tanpa melemahkan perekonomian.

Ekonom veteran ini mencatat bahwa perbincangan di media meningkat tajam enam hingga 18 bulan sebelum tiga atau empat resesi terakhir terjadi.
Selain itu, resesi secara historis telah terjadi setidaknya 19 bulan setelah dimulainya siklus kenaikan suku bunga The Fed, atau pada bulan Oktober lalu.
Akibatnya, resesi saat ini memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan tahun lalu, meskipun kemungkinan terjadinya soft landing lebih besar.

"AS sekarang berada di lorong penembak jitu resesi dari sudut pandang sejarah,” kata Read.

tabungan menipis

Pakar pasar berpendapat tabungan warga Amerika selama pandemi membantu meningkatkan belanja konsumen dan mencegah resesi tahun lalu.
"Namun sisa uang tunai itu diperkirakan akan habis pada akhir tahun ini," kata dia.

Pada saat yang sama, ia memperingatkan pengembang real estate komersial yang banyak berhutang akan segera melakukan pembiayaan kembali dengan tingkat suku bunga yang jauh lebih tinggi.

Mereka sudah menghadapi penurunan nilai perkantoran yang dipicu oleh booming kerja jarak jauh, dan krisis kredit karena pemberi pinjaman kecil menarik diri dari sektor ini setelah kegagalan perbankan regional tahun lalu.

Read pun berpesan agar investor tak boleh berpuas diri dengan saham-saham teknologi yang sedang naik daun yang mendominasi pasar dan ancaman resesi yang masih ada.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)