Gubernur BI Perry Warjiyo. Foto: Tangkapan layar YouTube
M Ilham Ramadhan Avisena • 21 November 2024 11:22
Jakarta: Bank Indonesia memastikan bakal terus memonitor perkembangan ekonomi dunia, termasuk terpilihnya kembali Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat (AS). BI tak menampik hal itu bakal memengaruhi perkembangan ekonomi dunia, termasuk Indonesia.
"BI terus memantau, mencermati, melakukan asesmen atas proses politik di AS dan terutama hasil pemilu yang Presiden Trump terpilih kembali. Tentu saja asesmen itu dinamis, tapi kami terus melakukan asesmen itu dan juga menakar dampaknya terhadap Indonesia," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers di kantornya, dikutip Kamis, 21 November 2024.
Setidaknya terdapat lima hal yang dicermati oleh bank sentral. Pertama, ialah menyangkut kebijakan ekonomi dan politik Trump. Berkaca dari historis, Trump kerap menggunakan kebijakan yang bersifat inward looking, atau mementingkan perekonomian domestik.
Hal tersebut bakal memberi dampak, termasuk pada negara-negara yang menjadi mitra dagang utama AS seperti Tiongkok, Uni Eropa (UE), hingga Meksiko. Negara-negara tersebut bakal dikenakan tarif perdagangan yang lebih tinggi dari AS.
(Donald Trump kembali terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat. Foto: CNN)
"Kemungkinan mulai akan diterapkan pada semester II-2025. Misal, kepada UE, ada tarif 25 persen untuk besi, alumunium, kendaraan bermotor. Dengan Tiongkok 25 persen untuk mesin elektronik dan chemical. Ini yang kami baca, tentu saja kami akan terus diskusikan," jelas Perry.
"Pengenaan tarif tinggi ini yang kami sebut fragmentasi perdagangan ini yang kemudian akan menyebabkan perlambatan ekonomi di negara-negara tadi. Tongkok yang selama ini melambat, kemungkinan akan melambat, EU yang sedang naik, kemungkinan tidak jadi naik," tambah dia.
Alhasil, perekonomian dunia juga diprediksi bakal terimbas dan tumbuh melambat pada tahun depan. Semula, BI memperkirakan ekonomi global di 2025 bakal tumbuh setidaknya sama dengan proyeksi tahun ini, yaitu 3,2 persen. Namun karena adanya efek Trump, ekonomi dunia diperkirakan hanya mampu tumbuh 3,1 persen di tahun depan.
Sementara mematok tarif perdagangan tinggi, kebijakan Trump di ekonomi domestik AS diperkirakan akan ekspansif. Itu berupa pemotongan pajak, baik individu maupun tingkat perusahaan. Dari hitungan BI, pemotongan pajak individu akan mencapai tiga persen di tiap tingkatan, dan pajak perusahaan di angka 21 persen.
Baca juga: BI Putuskan Tahan BI Rate Tetap 6% |