Miliarder Global Perlu Kena Pajak Lebih Besar Lagi

Pajak. Foto: Medcom.id.

Miliarder Global Perlu Kena Pajak Lebih Besar Lagi

Arif Wicaksono • 23 October 2023 12:17

Brussel: Observatorium Pajak Uni Eropa (UE) menjelaskan Pemerintah harus membuka front baru dalam tindakan keras internasional terhadap penghindaran pajak dengan menerapkan pajak minimum global terhadap miliarder yang dapat menghasilkan dana sebesar USD250 miliar per tahun.

"Jika dikenakan, jumlah tersebut hanya setara dengan dua persen dari hampir USD13 triliun kekayaan yang dimiliki oleh 2.700 miliarder di seluruh dunia," kata kelompok penelitian yang diselenggarakan di Paris School of Economics itu, dilansir Channel News Asia, Senin, 23 Oktober 2023.

Kelompok tersebut dalam Laporan Penghindaran Pajak Global (Global Tax Evasion Report) 2024 menuturkan saat ini, pajak pribadi efektif para miliarder sering kali jauh lebih kecil dibandingkan pajak penghasilan yang dibayarkan oleh para pembayar pajak yang lebih sederhana karena mereka dapat memarkir kekayaannya di perusahaan-perusahaan cangkang yang melindungi mereka dari pajak penghasilan.

"Dalam pandangan kami, hal ini sulit untuk dibenarkan karena berisiko merusak keberlanjutan sistem perpajakan dan penerimaan sosial terhadap perpajakan," kata Direktur Observatorium Pajak UE Gabriel Zucman.

Observatorium memperkirakan pajak pribadi para miliarder di Amerika Serikat diperkirakan mendekati 0,5 persen dan serendah nol di Prancis yang memiliki pajak tinggi.

Tingginya ketimpangan

Meningkatnya ketimpangan kekayaan di beberapa negara memicu seruan agar warga terkaya menanggung lebih banyak beban pajak karena keuangan negara kesulitan mengatasi populasi yang menua, kebutuhan pendanaan yang besar untuk transisi iklim, dan utang akibat covid-19.

Anggaran Presiden AS Joe Biden pada 2024 mencakup rencana pajak minimum sebesar 25 persen bagi 0,01 persen orang terkaya. Namun usulan tersebut tidak terlaksana karena anggota parlemen di Washington disibukkan dengan ancaman penutupan pemerintah dan tenggat waktu pendanaan yang semakin dekat.

Meskipun dorongan internasional yang terkoordinasi untuk mengenakan pajak kepada para miliarder bisa memakan waktu bertahun-tahun, Observatorium menunjukkan contoh keberhasilan pemerintah dalam segala hal kecuali mengakhiri kerahasiaan bank dan mengurangi peluang bagi perusahaan multinasional untuk mengalihkan keuntungan ke negara-negara dengan pajak rendah.

Pembagian informasi perpajakan

Peluncuran pembagian informasi rekening secara otomatis pada 2018 telah mengurangi jumlah kekayaan yang disimpan di negara-negara bebas pajak (tax havens) sebanyak tiga kali lipat.

Perjanjian 2021 yang melibatkan 140 negara akan membatasi ruang lingkup perusahaan multinasional untuk mengurangi pajak dengan membukukan keuntungan di negara-negara dengan pajak rendah dengan menetapkan batas bawah pajak perusahaan global sebesar 15 persen mulai tahun depan.

"Sesuatu yang banyak orang anggap mustahil, kini kita tahu sebenarnya bisa dilakukan. Langkah logis berikutnya adalah menerapkan logika tersebut pada para miliarder, dan tidak hanya pada perusahaan multinasional," tegas dia.

Peluang kurangi tagihan pajak

Dia menuturkan berakhirnya kerahasiaan perbankan dan pajak minimum perusahaan telah mengakhiri persaingan selama puluhan tahun antar negara mengenai tarif pajak. Namun dia mengingatkan masih banyak peluang untuk mengurangi tagihan pajak.

Misalnya, orang-orang kaya semakin banyak yang menyimpan kekayaannya di real estat dibandingkan rekening di luar negeri sehingga perusahaan bisa mengeksploitasi celah dalam pajak perusahaan minimum sebesar 15 persen.

"Sementara itu, pemerintah semakin bersaing untuk mendapatkan investasi melalui subsidi meskipun hal tersebut tidak terlalu merugikan basis pajak mereka dibandingkan bersaing hanya dengan tarif pajak yang rendah," kata Observatorium.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)