Kursi Israel Kosong saat Menlu Retno Pidato di Sidang Majelis Umum PBB

Kursi delegasi Israel kosong saat Menlu Retno berpidato di Sidang Majelis Umum PBB di New York, AS, 28 September 2024. (Webtv.un)

Kursi Israel Kosong saat Menlu Retno Pidato di Sidang Majelis Umum PBB

Marcheilla Ariesta • 29 September 2024 00:03

New York: Delegasi Israel tampak tak ada di kursi ruang pleno saat Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan pidatonya dalam Sidang Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat pada Sabtu, 28 September 2024.

Dalam video siaran langsung di UN TV, terlihat kursi Israel kosong tanpa delegasi sama sekali. Padahal, seharusnya wajib ada paling tidak satu delegasi hadir dalam setiap rapat terbuka.

Satu hari sebelumnya, delegasi Indonesia dan sejumlah negara lain memilih meninggalkan ruangan (walk out) saat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berpidato.

“Indonesia tidak bisa duduk diam dan bersantai melihat ketidakadilan yang terus dilakukan terhadap rakyat Palestina. Indonesia selalu dan akan selalu berdiri bersama rakyat Palestina untuk mendapatkan hak mereka untuk memiliki negara Palestina yang merdeka,” tegas Menlu Retno begitu membuka pidatonya pada Sabtu, 28 September 2024 di New York.

Menlu Retno mengungkapkan lebih dari 41 ribu orang di Jalur Gaza telah terbunuh, situasi di Tepi Barat Lebanon memburuk.

Ia menyindir Dewan Keamanan PBB yang lama dalam menghentikan perang di Gaza. Menurutnya, apa yang dilakukan Dewan Keamanan PBB sudah terlambat karena perang meletus dan menewaskan ribuan orang.

Menlu Retno juga menyindir Netanyahu. “PM Netanyahu kemarin menyebutkan dan saya kutip: Bahwa “Israel mencari perdamaian…” Bahwa “Israel mendambakan perdamaian…” Benarkah? Bagaimana kita bisa mempercayai pernyataan itu?” tanyanya.

Ia menuturkan, saat Netanyahu bicara, Israel melakukan serangan udara besar-besaran yang belum pernah terjadi sebelumnya di Beirut.

“PM Netanyahu ingin perang terus berlanjut. Kita harus menghentikannya,” ucapnya.

Menlu Retno menegaskan, dunia harus menekan Israel untuk kembali ke solusi politik untuk solusi dua negara. Hal ini mendapat tepuk tangan dari para delegasi yang ada di ruangan.

Pasalnya, mayoritas anggota PBB sangat mendukung solusi dua negara.

“Inilah saat yang tepat untuk mewujudkannya. Mengakui Negara Palestina adalah hal yang paling tidak dapat kita lakukan saat ini, untuk memberi Palestina kedudukan yang sama di panggung dunia dan untuk memberikan tekanan kepada Israel agar menghentikan kekejaman mereka,” tegas Retno.

“Oleh karena itu, saya mendesak negara-negara yang belum mengakui Negara Palestina untuk melakukannya sekarang,” serunya.

Menuru Menlu Retno, pengakuan Palestina saat ini adalah investasi yang akan menghasilkan dunia yang lebih damai, adil dan manusiawi di masa mendatang.

Baca juga:  Menlu Retno Sindir Netanyahu Ingin Perang Terus Berlanjut

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)