Ilustrasi blok migas. Foto: Dokumen SKK Migas
Annisa Ayu Artanti • 15 March 2024 09:27
Jakarta: Harga minyak menetap di level tertinggi lima bulan pada perdagangan Kamis. International Energy Agency (IEA) meningkatkan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak mentah, sehingga meredakan kegelisahan mengenai potensi surplus suplai.
Melansir Investing.com, Jumat, 15 Maret 2024, harga minyak mentah berjangka AS ditutup 1,9 persen lebih tinggi pada USD81,26 per barel, tertinggi sejak 6 November, dan kontrak Brent naik 1,7 persen menjadi USD85,42 per barel.
IEA menaikkan proyeksi pertumbuhan permintaan 2024
IEA menaikkan proyeksi permintaan minyak dunia pada 2024, dengan mengatakan permintaan akan naik 1,3 juta barel per hari, naik 110 ribu barel per hari dari bulan lalu.
Badan ini juga memperkirakan pertumbuhan permintaan global kuartal pertama akan naik lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya sebesar 1,7 juta barel per hari karena prospek AS yang membaik dan permintaan bunker yang lebih kuat karena pelayaran yang lebih panjang untuk menghindari Laut Merah.
Persediaan AS menunjukkan sinyal peningkatan permintaan
Patokan minyak mentah telah melonjak lebih dari tiga persen pada perdagangan Rabu, setelah penurunan tak terduga dalam persediaan minyak dan bensin AS yang mengindikasikan permintaan di konsumen bahan bakar terbesar di dunia ini meningkat dari jeda musim dingin.
Data resmi menunjukkan persediaan minyak mentah menyusut sekitar 1,5 juta barel dalam sepekan hingga 8 Maret, dibandingkan dengan ekspektasi kenaikan 0,9 juta barel.
Namun yang mengejutkan adalah penarikan 5,7 juta barel dalam stok bensin, yang jauh lebih besar dari ekspektasi untuk penarikan 1,9 juta dan menandai minggu kelima penarikan yang sangat besar dalam enam minggu terakhir.
Rilis tentang persediaan juga mengisyaratkan pengetatan pasokan minyak di AS, bahkan ketika negara ini memproduksi minyak mentah pada rekor tertinggi dan diperkirakan akan meningkatkan produksi tahun ini.
Serangan kilang bahan bakar Rusia mendukung harga minyak
Peningkatan harga minyak juga mendapat dukungan dari serangan pesawat tak berawak Ukrania terhadap kilang bahan bakar utama Rusia, yang dilaporkan membuat fasilitas tersebut tidak beroperasi.
Langkah ini diperkirakan akan membatasi produksi bahan bakar Rusia.
Rusia pada awal bulan ini memberlakukan larangan ekspor bahan bakar selama enam bulan. Itu merupakan sebuah langkah yang diperkirakan akan memperketat pasar bahan bakar secara substansial di sebagian besar wilayah Asia.
Meningkatnya bentrokan dengan Ukraina juga menunjukkan peningkatan risiko geopolitik pada pasar minyak, yang sudah bergulat dengan perang Israel-Hamas.
Namun, meskipun ada kenaikan yang kuat, harga minyak mentah masih tetap berada di dalam kisaran USD75 sampai USD85 per barel yang telah terbentuk dalam beberapa bulan terakhir.
Kenaikan harga minyak tertahan oleh kekhawatiran akan lemahnya permintaan dari Tiongkok dan prospek kenaikan suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.