Maskapai penerbangan. Foto: MI.
Jakarta: Volume perjalanan udara global diperkirakan akan melampaui tingkat sebelum pandemi covid-19 pada 2024, seiring pulihnya kawasan Asia-Pasifik.
Direktur Jenderal Association of Asia Pacific Airlines (Aapa) Subhas Menon menuturkan industri maskapai yang mengalami pemulihan dramatis pada 2022 dan 2023, bangkit kembali dari rekor kerugian era covid hingga mendekati tingkat 2019.
"Pada 2024, pemulihan perjalanan udara akan selesai," kata Menon, dilansir The Business Times, Selasa, 26 Desember 2023.
Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) memperkirakan pada 2024, maskapai penerbangan akan memperoleh keuntungan sebesar USD25,7 miliar, didukung oleh rekor pendapatan sebesar USD964 miliar.
IATA memperkirakan semua wilayah akan mencapai tingkat penumpang sebelum pandemi pada akhir 2023, kecuali Asia-Pasifik, yang diperkirakan akan pulih sepenuhnya pada awal 2024.
IATA memperkirakan pendapatan penumpang kilometer (RPK) global diperkirakan akan meningkat 38,4 persen pada tahun depan dibandingkan 2022, namun masih lebih rendah 4,8 persen dibandingkan 2019. IATA memperkirakan RPK akan tumbuh sebesar 9,8 persen pada 2024 atau naik menjadi 4,5 persen di atas 2019.
Semua ini didasarkan pada proyeksi akan tercapainya 4,7 miliar penumpang udara pada 2024. Capaian ini sembilan persen lebih banyak dibandingkan 4,5 miliar pada 2019. "Kinerja yang kuat pada 2023 menjadi pertanda baik untuk tahun mendatang," kata dia.
Kenaikan harga tiket
Direktur Pelaksana FCM Travel Asia Bertrand Saillet mencatat, meningkatnya permintaan telah mendorong kenaikan harga tiket pesawat di Asia.
"Hingga saat ini, tarif kelas ekonomi di wilayah ini telah meningkat sebesar 21 persen, sementara tarif kelas bisnis meningkat sebesar 17 persen dibandingkan 2019," jelas dia.
FCM Travel Asia juga melihat lebih banyak pemesanan untuk perjalanan korporat pada November 2023 dibandingkan tahun lalu, dan memperkirakan permintaan perjalanan akan terus meningkat pada 2024.
Direktur Kebijakan dan Ekonomi IATA Andrew Matters menyoroti proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF) terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) global sebesar tiga persen pada 2024 dan pasar tenaga kerja yang kuat dengan tingkat pengangguran di banyak negara berada pada atau mendekati rekor terendah.
"Saya pikir sangat jelas ada permintaan yang terpendam, orang-orang ingin bepergian," kata dia.