Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Medcom.id/Annisa Ayu
Jakarta: Pabrik bahan anoda baterai lithium milik PT Indonesia BTR New Energy Material di Kabupaten Kendal merupakan langkah penting untuk menjadikan Indonesia pemain besar dalam ekosistem kendaraan listrik.
Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan seraya berujar untuk kedepannya kebijakan penguat ekosistem kendaraan listrik harus konsisten dan dijaga.
"Ini saya kira yang coba banyak dicontoh banyak negara sekarang ini. Tapi kita harus konsisten dalam dua hal, yaitu dari legal dan policy (kebijakan). Kita harus konsisten itu," kata Luhut dilansir Media Indonesia, Rabu, 7 Agustus 2024.
Luhut mengatakan pentingnya investasi PT BTR New Energy karena mereka produsen anoda terbesar di dunia dengan teknologi termaju. Pabrik yang baru diresmikan oleh Presiden Joko Widodo itu memiliki kapasitas 80 ribu ton yang mampu menopang sekitar 1,5 juta mobil listrik.
Pada awal kuartal empat 2024, perusahaan akan melanjutkan membangun fase 2, yang ditargetkan rampung pada Maret 2025. Nantinya, total kapasitas pabrik akan mencapai 160 ribu ton.
Dengan kapasitas tersebut, Indonesia digadang-gadang akan menjadi yang terbesar di dunia untuk kapasitas material anoda.
"Pabrik ini terbesar di dunia. Jepang memiliki kapasitas 10 ribu ton per tahun, Korea Selatan hanya 40 ribu ton, dan terbesar di Tiongkok saat ini kapasitasnya 100 ribu ton. Nanti kita akan melewati tiongkok," ucap Luhut.
Dengan ada pabrik anoda ini, ekosistem litium baterai di Indonesia akan semakin lengkap, sesuai tugas yang dimandatkan Presiden.
Pesaing ekosistem kendaraan listrik RI
Indonesia tidak hanya mengembangkan litium baterai yang berbahan katoda nikel tapi juga katoda LFP dan pabrik LFP sedang dibangun di Indonesia.
Luhut mengatakan, Indonesia akan punya pesaing Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dari Johor Malaysia dan Singapura. Malaysia dan Singapura mengembangkan special economic zone (SEZs) atau kawasan ekonomi khusus (KEK) di Johor, Malaysia Selatan, dan Johor akan menyediakan sumber lahan dan sumber daya energi yang kompetitif, dan Singapura dukung dengan kualitas SDM yang tinggi.
Dengan persaingan yang ketat, Luhut menyebut kredibilitas punya peran yang sentral. Indonesia tidak akan bisa bersaing mendatangkan investor jika hanya mengandalkan investasi.
"Kredibilitas menjadi penting karena itu dasar kepercayaan investor. kita tidak dapat bersaing lagi dengan negara-negara tetangga hanya sekedar insentif. Tidak hanya insentif, tapi kredibilitas dan kepercayaan menjadi faktor kunci yang harus kita pertahankan," ujar Luhut.