Pasukan Israel dalam operasi darat di Gaza. Foto: EFE-EPA
Marcheilla Ariesta • 9 August 2024 10:34
Tel Aviv: Israel terus membombardir Gaza pada Kamis, 8 Agustus 2024. Serangan menewaskan lebih dari 18 orang dalam serangan terhadap dua sekolah.
Iran menuduh Israel hanya ingin menyebarkan perang di Timur Tengah.
Pemerintah Barat menekan upaya untuk meredakan ketegangan di wilayah tersebut, yang memuncak setelah terbunuhnya dua pemimpin militan dalam serangan yang dituduhkan kepada Israel, yang telah dibalas oleh para militan dan pendukung Iran mereka.
Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan serangan Israel menghantam dua sekolah di Kota Gaza, menewaskan lebih dari 18 warga Palestina. Militer Israel mengatakan serangan itu menghantam pusat komando Hamas.
"Pendudukan Israel menewaskan lebih dari 18 warga dalam serangan terhadap dua sekolah," kata pejabat senior badan tersebut Mohammad al-Mughayyir kepada AFP, mengacu pada sekolah Al-Zahra dan Abdel Fattah Hamoud di Kota Gaza.
Mughayyir mengatakan, 60 orang juga terluka dan lebih dari 40 orang masih hilang.
"Ini jelas menargetkan sekolah dan fasilitas sipil yang aman di Jalur Gaza," katanya, dikutip oleh Channel News Asia, Jumat, 9 Agustus 2024.
Militer Israel mengatakan, sekolah-sekolah tersebut menjadi tempat pusat komando Hamas.
Setidaknya 13 orang tewas di tempat lain di Gaza, tim penyelamat dan petugas medis melaporkan, saat militer Israel mengeluarkan perintah evakuasi terbarunya, untuk beberapa bagian kota utama di selatan Khan Younis.
Penjabat menteri luar negeri Iran, Ali Bagheri, mengatakan, Israel telah melakukan "kesalahan strategis" dengan membunuh pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran minggu lalu - beberapa jam setelah pembunuhan kepala militer Hizbullah di Beirut.
Meskipun Israel belum mengakui pembunuhan Haniyeh, Iran dan sekutunya telah bersumpah untuk membalas, membuat wilayah tersebut gelisah saat perang Gaza berkecamuk memasuki bulan ke-11.
“Israel berusaha untuk memperluas ketegangan, perang, dan konflik ke negara-negara lain, tetapi tidak memiliki kapasitas maupun kekuatan untuk melawan Iran,” kata Bagheri.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang berbicara di sebuah pangkalan militer pada Rabu mengatakan, Israel siap secara defensif dan ofensif. Ia menegaskan, negaranya bertekad untuk mempertahankan diri.