Ukraina serang sebuah jembatan di Kursk, Rusia. Foto: BBC
Medcom • 19 August 2024 17:09
Kyiv: Ukraina mengklaim telah menghancurkan jembatan kedua di atas Sungai Seym yang melintasi Kursk, Rusia, dalam upaya untuk melemahkan jalur suplai Rusia.
Serangan ini merupakan serangan kedua terhadap sebuah jembatan di wilayah tersebut dalam hitungan hari dan terjadi ketika Ukraina melancarkan serangan lintas batas yang dimulai sejak 6 Agustus dan menargetkan infrastruktur penting di wilayah tersebut.
Melansir dari Al Jazeera, serangan terbaru ini menghantam jembatan di dekat kota Zvannoye, beberapa hari setelah serangan terhadap jembatan di Glushkovo. Komandan Angkatan Udara Ukraina, Mykola Oleshchuk, menyatakan bahwa serangan ini bertujuan untuk mengganggu jalur pasokan Rusia.
“Penerbangan Angkatan Udara terus melumpuhkan kemampuan logistik musuh dengan serangan udara yang presisi,” tulis leshchuk di Telegram.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, untuk pertama kalinya mengungkapkan tujuan operasi ini, yaitu menciptakan "zona penyangga" di wilayah Rusia. Beberapa jam setelah serangan itu, dalam pidatonya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memuji serangan militer tersebut dan menyatakan tujuannya untuk pertama kalinya.
“Pasukan kami melakukan pekerjaan dengan baik di semua bidang,” ucap Zelensky dalam pidato malamnya pada hari Minggu.
“Sekarang ini adalah tugas utama kami dalam operasi pertahanan secara keseluruhan: untuk menghancurkan sebanyak mungkin potensi perang Rusia dan melakukan tindakan serangan balik yang maksimal. Ini termasuk menciptakan zona penyangga di wilayah penyerang - operasi kami di wilayah Kursk,” ungkap Zelensky.
Para blogger militer pro-Kremlin mengakui penghancuran jembatan di dekat Glushkovo, sekitar 12 km di Utara perbatasan Ukraina, yang dianggap mengganggu jalur pasokan. Serangan itu juga merusak jembatan di Zvannoe, 8 km ke barat laut, menyisakan hanya satu jembatan yang masih utuh di daerah tersebut, yang berpotensi mempersulit upaya Moskow menambah pasukan dan mengevakuasi warga sipil, menurut situs berita Rusia, Mash.
Hingga kini, Ukraina belum memberikan banyak komentar tentang serangan mendadak tersebut. Namun, Kepala Militer Ukraina, Oleksandr Syrskii, mengklaim minggu lalu bahwa pasukannya telah menguasai sekitar 1.000 kilometer persegi di wilayah Kursk, meski klaim ini belum bisa diverifikasi secara independen sejauh mana kontrolnya. Serangan ini telah membantu meningkatkan moral Ukraina karena Rusia terus maju di wilayah Donetsk timur Ukraina.
Sementara itu, Rusia mengklaim telah merebut desa Svyrydonivka, sekitar 15 km dari Pokrovsk, yang merupakan pusat logistik utama bagi pasukan Ukraina dan kota-kota di sepanjang garis depan timur.
Zelensky juga mendesak sekutu-sekutunya untuk mencabut batasan penggunaan senjata Barat di dalam wilayah Rusia, termasuk di Kursk, dengan mengatakan bahwa pasukannya dapat mencabut kemampuan Moskow “untuk maju dan menyebabkan kehancuran” jika diberi kemampuan jarak jauh yang memadai.
Ukraina menyatakan bahwa pangkalan di Rusia telah digunakan untuk melancarkan serangan jarak jauh ke kota-kota dan infrastruktur energi Ukraina, menyebabkan kerusakan signifikan dan korban jiwa.
Pada Minggu, menurut kepala administrasi militer kota, Serhiy Popko, Moskow menargetkan Kyiv dengan rudal balistik untuk ketiga kalinya bulan ini. Zelensky mengungkapkan bahwa dalam seminggu terakhir saja, Rusia telah meluncurkan lebih dari 40 rudal, 750 bom udara berpemandu, dan 200 drone terhadap desa dan kota di Ukraina.
(Shofiy Nabilah)