Penyaluran BBM dan LPG ke wilayah Banda Aceh. (Siaran Pers Pertamina)
Lukman Diah Sari • 8 December 2025 11:39
Banda Aceh: PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumatra Bagian Utara (Sumbagut) terus mengupayakan penyaluran BBM dan LPG ke wilayah Banda Aceh. Pada Sabtu dini hari, 6 Desember 2025, Kapal Wira Loewisa mendarat di Pelabuhan Ulee Lheue, setelah melalui perjalanan sekitar 10 jam dari Lhokseumauwe.
Kapal tersebut membawa sembilan unit Truk Tangki LPG (Skid Tank) yang dikirim dari Integrated Terminal Lhokseumauwe. Selain itu, kapal juga membawa tambahan lima mobil tangki BBM untuk mendukung armada pendistribusian di Terminal Krueng Raya.
Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa'aduddin Djamal turut mengawal kedatangan mobil tangki LPG dan BBM, didampingi Misbah Bukhori Sales Area Manager Retail Aceh.
"Insyaallah BBM aman di Krueng Raya, LPG sampai hari ini, pendistribusiannya untuk Banda Aceh, Aceh Jaya, Aceh Besar, Pidie dan Pidie Jaya. Saya harap bisa memenuhi kebutuhan untuk masyarakat dan beberapa lembaga yang membantu pemulihan di Aceh," kata Illiza, dalam siara pers, dikutip pada Senin, 8 Desember 2025.
Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra turun langsung ke Medan yang terdampak banjir pada Senin, 1 Desember 2025.
Area Manager Communication, Relations, and CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut Fahrougi Andriani Sumampouw mengatakan, untuk mengatasi tantangan distribusi di wilayah Pidie Jaya, Bireun, dan sekitarnya, pasokan BBM dialihkan dari Terminal BBM Krueng Raya. Sementara pasokan LPG dari Integrated Terminal Lhokseumauwe didisitribusikan menggunakan jalur laut.
"Kami menerapkan strategi
emergency untuk percepatan distribusi, dengan menggunakan berbagai moda transportasi agar energi bisa diterima dengan cepat. Total LPG yang kami pasok ke Banda Aceh melalui kapal Wira Loewisa sebanyak sembilan Skid Tank kapasitas 15 Ton dan lima mobil tangki untuk memperkuat pendistribusian BBM di Terminal BBM Krueng Raya", jelas Fahrougi.
Demi kelancaran distribusi BBM dan LPG, Pertamina terus berkoordinasi dengan berbagai pihak baik Pemda, BPBD, PUPR, TNI - POLRI, untuk melalukan pembukaan jalur di titik kritis. Dengan begitu, jalan dapat dilalui dan mempercepat pasokan ke lokasi terdampak bencana.