UGM Catat Keluarga 162 Mahasiswanya Terdampak Bencana di Sumatra

Penyerahan bantuan UGM ke mahasiswa yang keluarganya terdampak bencana di Pulau Sumatra. Dokumentasi/UGM

UGM Catat Keluarga 162 Mahasiswanya Terdampak Bencana di Sumatra

Ahmad Mustaqim • 10 December 2025 22:05

Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta mencatat sedikitnya 162 mahasiswa yang keluarganya terdampak bencana alam di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Menanggapi kondisi tersebut, kampus segera menggelar pendataan dan menyalurkan beragam bentuk bantuan untuk memastikan keberlangsungan studi para mahasiswa.

Direktur Direktorat Kemahasiswaan (Ditmawa) UGM, Hempri Suyatna,menjelaskan bahwa pendataan dilakukan secara sistematis melalui sistem registrasi online dengan dukungan berbagai organisasi kemahasiswaan.

"Sejauh ini sudah ada 162 mahasiswa dari berbagai jenjang studi yang mendaftar melalui sistem. UGM telah menyalurkan bantuan awal berupa voucher makan, bantuan kebutuhan hidup mendesak, serta mempersiapkan skema pengiriman relawan mahasiswa pasca-akhir semester," ujar Hempri di Yogyakarta, Rabu, 10 Desember 2025.

Bantuan yang disiapkan UGM bersifat komprehensif, mencakup aspek finansial, akademik, dan psikososial. Rektor UGM, Prof Ova Emilia, menegaskan komitmen kampus untuk mendukung mahasiswa di tengah kesulitan.
 


"Kami menyediakan layanan psikologis, seperti pendampingan dan konseling trauma. Dari sisi finansial, kami berikan keringanan Uang Kuliah Tunggal (UKT) untuk semester depan serta bantuan biaya hidup mendesak," jelas Prof. Ova. Ia menambahkan, "UGM memastikan tidak ada mahasiswa yang harus putus kuliah karena alasan biaya pascabencana."

Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, misalnya, telah mengimplementasikan kebijakan fleksibilitas pembayaran UKT. Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FEB UGM, Bayu Sutikno menyatakan kebijakan ini penting untuk kelancaran studi.

"Tercatat 18 mahasiswa FEB terdampak. Selain fleksibilitas UKT, kami juga menyediakan makan siang gratis bagi mereka untuk meringankan beban hidup sehari-hari," ujar Bayu.

Di balik data statistik, terdapat kisah pilu yang dialami mahasiswa. Eva Rusdiana, mahasiswi asal Aceh Tamiang, mengungkapkan kesulitan berkomunikasi dengan keluarganya yang mengungsi.


Layanan di posko kemanusiaan untuk mahasiswa di Yogyakarta dengan keluarganya terdampak bencana di Pulau Sumatra, di Polda DIY. Dokumentasi/Polda DIY

"Selama empat hari, orang tua saya tinggal di rumah warga, tanpa makan minum yang layak. Air bersih tidak ada, mereka minum dari air banjir. Sinyal hilang dan bantuan belum merata," tutur Eva, menggambarkan kondisi darurat di lokasi bencana.

Menyikapi hal tersebut, Hempri Suyatna menyatakan bahwa selain bantuan langsung untuk mahasiswa di Yogyakarta, UGM juga mempersiapkan aksi tanggap darurat jangka menengah. Disaster Response Unit (DERU) UGM bersama unit kerelawanan mahasiswa sedang menyusun rencana untuk mengirimkan tim relawan dan bantuan logistik langsung ke wilayah terdampak di Sumatra setelah masa akhir semester berlangsung.

Langkah-langkah cepat dan multidimensi ini menunjukkan komitmen UGM tidak hanya dalam mendukung aspek akademik, tetapi juga tanggung jawab sosial dan kepedulian terhadap kesejahteraan seluruh civitas akademikanya di tengah musibah.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Whisnu M)